Berkah Metta
Bhikkhu-bhikkhu, jika kasih universal yang membimbing pada kebebasan batin ini telah dilatih dengan rajin, telah dikembangkan, dan dihampiri dengan ulet, digunakan sebagai jalan hidup, sebagai landasan hidup, telah teguh, telah menyatu, dansempurna, maka sebelas berkah boleh diharapkan.
Apakah yang sebelas itu?
~Ia akan tidur dengan bahagia;
~ia akan bangun dengan bahagia;
~ia tidak akan mengalami mimpi buruk;
~ia akan disayangi manusia;
~ia akan disayangi makhluk bukan manusia;
~dewa-dewa melindunginya;
~api, racun, atau senjata tidak dapat melukainya;
~pikirannya cepat terkonsentrasi;
~wajahnya bercahaya;
~ia kelak akan meninggal dengan mudah; dan
~kalaupun ia tidak dapat mencapai alam yang lebih tinggi, setidaknya ia akan hidup di alam Brahma.
Bhikkhu-bhikkhu, jika kasih universal yang membimbing pada kebebasan batin ini telah dilatih dengan rajin, telah dikembangkan, dan dihampiri dengan ulet, digunakan sebagai jalan-hidup, sebagai landasan hidup, telah teguh, telah menyatu, dan sempurna, maka sebelas berkah itu boleh diharapkan.
(Anguttara Nikaya, 11:16).
#Metta_cetovimutti atau kasih_universal yang membawa kebebasan batin, ditandai oleh pencapaian samadhi, atau jhana dalam meditasi.
Karena metta membebaskan batin dari belenggu keakuan, kebencian dan kemarahan, iri hati, dan pandangan salah, setiap kali kita melatih metta, betapapun sebentar waktunya, kita akan menikmati secuil fenomena kebebasan itu. Kebebasan yang sesungguhnya dapat dicapai jika metta telah sepenuhnya dikembangkan melalui samadhi.
Kebebasan sejati itu disebut Brahma-vihara, atau kediaman yang luhur. Batin yang telah menyerap metta secara utuh-penuh itu sama sekali bersih dari kotoran dan noda-noda, sedemikian hingga seperti batin Brahma. Karenanya pula Brahma-vihara sering disebut Brahma-samo, atau keadaan batin yang mendekati Brahma. Disebut vihara atau kediaman, karena saat itu batin telah menemukan wajahnya yang asli, seakan-akan ia pulang ke rumah dari pengembaraan yang lama.
Dalam kesejatiannya, batin yang diliputi metta akan mengalir begitu saja dan mengubah setiap perbuatan, ucapan, dan pikiran menjadi tindakan kasih. Jadi jelaslah bahwa istilah-istilah “telah dilatih” dan “telah dikembangkan” bukan hanya menunjuk pada kekuatan kasih yang dicapai dalam sekian jam meditasi.
“Dilatih” (#asevita) berarti mempraktekkan metta dengan rajin dan penuh semangat, tidak hanya terbatas pada intelek, melainkan dengan menceburkan diri utuh-penuh ke dalamnya, menjadikannya filosofi hidup, yang melatari semua sikap, cara-pandang, dan tindakan kita.
“Dikembangkan” (#bhavita) menunjuk pada proses pembinaan dan integrasi mental sebagai hasil latihan meditasi dengan objek metta. Dengan meditasi semua indria batiniah kita terpusat; batin secara keseluruhan dikembangkan hingga mencapai kebebasan, yang diikuti transformasi karakter.
“Dihampiri dengan ulet” (#bahulikata) berarti melatih metta secara terus-menerus selama tidak sedang tidur, dengan mempertahankan kesadaran-metta secara menyeluruh dalam setiap tindakan,kata-kata, dan pikiran.
Lima kekuatan spiritual berupa keyakinan, semangat, kesadaran-penuh,konsentrasi, dan kebijaksanaan, akan dipupuk oleh latihan metta yang ulet.
“Digunakan sebagai jalan hidup” (#yanikata) menyiratkan suatu komitmen total pada ideal metta sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan problema hubungan antar-manusia, dan sebagai suatu alat pertumbuhan batin.
Bila metta menjadi satu-satunya “sarana komunikasi”, satu-satunya jalan hidup, maka hidup ini secara otomatis akan menjadi suatu “surga” atau “kediaman yang luhur”(Brahma-vihara) seperti disebut dalam Sutta.
“Menjadi landasan hidup” (#vatthikata) berarti menjadikan metta sebagai basis keberadaan seseorang di dunia. Ia menjadi pemandu, benteng, tempat berlindung dalam hidup seseorang, untuk menembus Dhamma dan Kesunyataan.
“Telah teguh” atau #anutthita menunjuk pada kehidupan yang telah teguh berakar pada metta, yang berlandaskan metta dalam setiap seginya.
Pada tahap ini, tanpa diusahakan pun metta akan mewarnai setiap perbuatannya.
“Telah menyatu” atau #paricita berarti seseorang telah begitu terbiasa dengan metta sehingga ia seakan-akan tinggal di dalamnya, baik dalam meditasi maupun dalam kehidupan sehari-hari.
“Telah sempurna” atau #susamaraddha menunjukkan kesempurnaan yang timbul dari keterlibatan total di dalam metta, yang membawa pada suatu kondisi batin di mana seseorang dapat menikmati kemanusiaannya secara utuh.
Pada tahap ini, seseorang akan memperoleh sebelas berkah sbb.:
1) Ia akan tidur dengan mudah, tenang, dan batin bahagia;
2) Ia akan bangun dengan segar, dan wajah berseri;
3) Ia tidak akan mengalami mimpi buruk;
4) Ia akan disayangi orang banyak, karena iapun mengasihi mereka;
5) Ia akan disayangi makhluk bukan-manusia;
6) Dewa-dewa akan melindunginya;
7) Api, racun, atau senjata tidak dapat
melukainya;
8) Pikirannya cepat terkonsentrasi;
9) Wajahnya bercahaya;
10) Ia kelak akan meninggal dengan mudah; dan
11) Kalaupun ia tidak dapat mencapai alam yang lebih tinggi, setidaknya ia akan hidup di alam Brahma.
Sungguh besar dan luas berkah metta.
Bila dilatih, ia akan bermanfaat dalam segala segi kehidupan.
Disunting dari buku : Metta, halaman 49-54.
(Asadhananda)
No comments:
Post a Comment