"Ciong, Hoki, Nasib & Karma"
📿 CIONG
Apakah Ciong itu?
⏺Ciong berasal dari dialek Hokkian yang berarti tabrakan/bentrokan.
⏺Ciong adalah kondisi ketidakharmonisan.
⏺Dalam Dhamma, Ciong adalah Akusala (Kondisi Tidak Baik)
Lantas, bisakah Ciong di hindari?
⏺Dalam pandangan Dhamma, sebab masalah atau penderitaan adalah lepasnya pengendalian diri (Samvara).
⏺Ketika seseorang lepas kontrol atas pikiran, ucapan, dan perbuatan, maka otomatis Ciong akan menghampiri.
⏺Ketika hidup penuh pengendalian diri, otomatis Ciong pun ikut menjauh.
📿 HOKI
Apa yang dimaksud dengan hoki?
⏺Secara harafiah Hoki merupakan keberuntungan atau nasib baik.
⏺Dalam pengertian Dhamma, Hoki disebut sebagai Manggala atau berkah. Berkah tsb dapat berupa kesehatan, panjang usia, pekerjaan yang baik, dsb.
Karakteristik orang hoki/beruntung menurut penelitian dari The Telegraph (Koran Inggris) adalah sbb:
1. Selalu melihat peluang baik dan berinovasi dalam karya
2. Tepat dan cepat dalam mengambil keputusan
3. Menciptakan sugesti diri yang positif
4. Bersikap tabah ketika terjadi hal buruk
5. Menelaah segala hal secara rasional dan berhati-hati
6. Berani mencoba hal yang baru
7. Berfikir positif jika ada masalah.
Inilah yg disebut sebagai Fu (jimat) keberuntungan, sebab Keberuntungan tidak bisa di minta tapi di ciptakan.
Lalu, apa saja sih kunci keberuntungan yang bisa kita lakukan?
⏺Menurut Sang Buddha, ada 2 hal yang tidak boleh kita tunda, sekaligus menjadi kunci keberuntungan bagi kita, yakni: berbuat kebajikan dan berbakti kepada orang tua.
📿 NASIB
Apakah nasib itu?
⏺Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) nasib adalah sesuatu yang sudah ditentukan oleh Tuhan atas diri seseorang.
⏺Dalam pengertian Dharma sebenernya tidak mengenal adanya Nasib, melainkan adanya Buah Karma (Vipaka).
⏺Nasib hanyalah sebuah kondisi kehidupan yang selalu berubah, bisa baik maupun buruk, semua hal tsb dipengaruhi oleh perbuatan, ucapan, dan pikiran.
Lantas, bisakah nasib berubah?
⏺Nasib adalah suatu kondisi kehidupan yang tak pasti, karena tak pasti berarti selalu berubah.
⏺Perubahan kondisi itulah yang membuat nasib itu bukan hal yang kekal. Setiap saat nasib manusia selalu berubah.
Apakah nasib sama dengan takdir?
⏺Tidak, Nasib = selalu berubah, sedangkan Takdir = tidak bisa diubah. Misal, orang tua kita, negara tempat lahir, saudara kandung, sakit, tua, dan mati.
📿 KARMA
⏺Karma adalah hukum perbuatan universal, berlaku dimana saja dan kapan saja.
⏺Perbuatan yang didasari oleh kehendak/niat. Ketika ada niat makan akan ada buah/akibat (Vipaka).
Apakah karma itu harus di bayar?
⏺Kesalahan umum kita adalah menganggap karma sebagai 'utang-piutang'.
Sehingga muncul istilah Bayar Karma.
Karma adalah hukum perbuatan dan dalam hukum tsb ada namanya sebab-akibat.
⏺Saat berbuat disebut Karma (membuat sebab) dan saat berbuah disebut Vipaka (menerima akibat).
Setelah mengetahui pengertian dari masing-masing hal tersebut.
Mari kita telaah hal apa saja yang membedakan Ciong, Hoki, Nasib, dan Karma.
➡Perbedaannya adalah pada CARA PANDANG seseorang dalam menyikapi kehidupannya.
Apabila dalam kehidupan banyak masalah, atau terjadi keributan dengan orang lain, maka sering kita mengatakan "INI LAGI CIONG"
Hoki itu muncul dari karma baik yang berbuah (Vipaka) karena manusia tak bisa menjelaskan sebab asal muasal keberuntungan tersebut maka ia akan mengatakan "HOKI"
Demikian pula ketika mengalami hal buruk dan tak dapat menjelaskan sumber keburukan tersebut maka seseorang akan mengatakan "WAH INI NASIB SIAL"
Ketika seseorang sedang beruntung, dia akan mengatakan "WAH INI HOKI, NASIB BAIK, KARMA BAIK"
Dan tatkala melihat orang lain susah/menderita, dan kita tidak mengetahui sebabnya maka kita akan mengatakan "ITU KARMAMU".
Jadi, kesimpulan dari materi hari ini adalah:
⏺Selama kebajikan selalu diperbuat, selama pengendalian diri dilaksanakan, setiap hari adalah HOKI, tiada CIONG, apalagi NASIB SIAL
⏺Hal apapun yang terjadi dalam hidup, semuanya adalah baik, sekalipun itu menyakitkan. Ibarat, seperti sebuah pohon yang harus merelakan daun yang kering untuk gugur demi munculnya daun yang baru, hendaknya demikian kita juga harus merelakan hal yang buruk terjadi, untuk menuju kehidupan yang lebih baik.
Akhir kata,
"Setiap kejayaan manusia, kegembiraan apapun di alam surga, bahkan kesempurnaan Nibbana, semua itu diperoleh melalui buah kebajikan"
(Nidhikhanda Sutta).
No comments:
Post a Comment