Kegunaan Patung Buddha
Selama periode awal sesudah wafatnya Buddha Sakyamuni, orang memakai tempat dan benda untuk mengenang Sang Buddha. Akhirnya, orang membangun stupa tempat menyimpan reliks Sang Buddha.
Tetapi, jumlah stupa dengan cepat melebihi reliks, Sehingga sebagai gantinya ditaruhlah patung Buddha dalam stupa. Inilah asal mula munculnya patung Buddha.
Tampaknya banyak orang yang menganggap patung sebagai wakil dewa.
Keyakinan ini timbul dari orang yang tidak punya pemahaman mendalam terhadap Ajaran Sang Buddha. Mereka melihat patung sebagai wakil dewa dan mereka memuja patung ini agar bisa beroleh respon dan berkah dari Buddha.
Dari sudut pandang Buddha Dhamma, orang boleh-boleh saja memuja patung dan Buddha seolah-olah mereka itu dewa.
Makhluk awam yang meminta respon Buddha tidak hanya menerima berkah dari Buddha, tetapi juga dari permohonan itu sendiri.
Kalau orang punya keinginan untuk memenuhi atau mencapai sesuatu, mereka bisa mendapatkannya karena keinginan mereka sendiri, sama seperti suara Anda sendiri. Hal itu memproyeksi ke dalam dan keluar. Akhirnya Anda sendiri yang menjawabnya. Itu adalah hasil usaha Anda sendiri.
Bagi praktisi serius, yang punya pemahaman mendalam Ajaran Sang Buddha, patung Buddha cuma alat latihan. Sewaktu mereka ingin menyatakan terima kasih, atau melatih konsentrasi, patung Buddha bertindak sebagai pusat perhatian.
Sebagai tambahan, gambaran Sang Buddha juga muncul dalam lukisan dan ukir-ukiran, dalam sikap yang tenang dan agung. Sewaktu praktisi dan orang lain melihatnya, mereka tergugah untuk memurnikan diri sendiri, untuk meniru Sang Buddha, makhluk yang memiliki jasa dan kebijaksanaan tak terbatas.
Dengan begini gambaran Buddha bisa membantu orang.
No comments:
Post a Comment