Saturday, April 15, 2017

Memberi adalah menerima

MEMBERI ADALAH MENERIMA

Sebuah sumur bila ditimba airnya setiap hari tidak pernah kering, terus saja ada air di dalamnya. Anehnya kalau satu hari airnya tidak ditimba, ketinggian air yg ada di dalam sumur itu juga tidak meningkat.

Tetap saja seperti semula. Inilah hukum alam. Pada hamparan semesta terdapat misteri ihwal perbuatan memberi.

Sesungguhnya kehidupan kita juga sama dan serupa dengan sumur ini. Pada umumnya orang berpikir bahwa kalau  memberi apa yg dimilikinya akan berkurang.

Tapi kalau kita mau belajar dari sumur ini, semakin banyak memberi akan semakin banyak air yg mengalir kepadanya.

Pemberian tidak harus dalam bentuk uang atau materi. Kita bisa memberi apa saja yg kita miliki.

Saat kita mengajarkan dan memberi ilmu, maka dengan sendirinya kemampuan kita akan semakin meningkat.

Yg perlu diperhatikan adalah jangan memberi karena terpaksa, jangan memberi karena ingin dipuji, jangan memberi untuk menunjukkan bahwa kita kaya.

Sebaiknya kita memberi karena menginginkan orang lain bisa bahagia. Manfaat langsung yg bisa kita rasakan saat memberi adalah perasaan kepuasan batin. Dan inilah sebenarnya kebahagiaan yg tinggi.

Memberi adalah menerima. Cobalah dan rasakan...

SEMOGA SEMUA MAKHLUK BERBAHAGIA! 🙏

Saturday, April 8, 2017

Kegunaan Patung Buddha

Kegunaan Patung Buddha

Selama periode awal sesudah wafatnya Buddha Sakyamuni, orang memakai tempat dan benda untuk mengenang Sang Buddha. Akhirnya, orang membangun stupa tempat menyimpan reliks Sang Buddha.

Tetapi, jumlah stupa dengan cepat melebihi reliks, Sehingga sebagai gantinya ditaruhlah patung Buddha dalam stupa. Inilah asal mula munculnya patung Buddha.

Tampaknya banyak orang yang menganggap patung sebagai wakil dewa.

Keyakinan ini timbul dari orang yang tidak punya pemahaman mendalam terhadap Ajaran Sang Buddha. Mereka melihat patung sebagai wakil dewa dan mereka memuja patung ini agar bisa beroleh respon dan berkah dari Buddha.

Dari sudut pandang Buddha Dhamma, orang boleh-boleh saja memuja patung dan Buddha seolah-olah mereka itu dewa.
Makhluk awam yang meminta respon Buddha tidak hanya menerima berkah dari Buddha, tetapi juga dari permohonan itu sendiri.

Kalau orang punya keinginan untuk memenuhi atau mencapai sesuatu, mereka bisa mendapatkannya karena keinginan mereka sendiri, sama seperti suara Anda sendiri. Hal itu memproyeksi ke dalam dan keluar. Akhirnya Anda sendiri yang menjawabnya. Itu adalah hasil usaha Anda sendiri.

Bagi praktisi serius, yang punya pemahaman mendalam Ajaran Sang Buddha, patung Buddha cuma alat latihan. Sewaktu mereka ingin menyatakan terima kasih, atau melatih konsentrasi, patung Buddha bertindak sebagai pusat perhatian.

Sebagai tambahan, gambaran Sang Buddha juga muncul dalam lukisan dan ukir-ukiran, dalam sikap yang tenang dan agung. Sewaktu praktisi dan orang lain melihatnya, mereka tergugah untuk memurnikan diri sendiri, untuk meniru Sang Buddha, makhluk yang memiliki jasa dan kebijaksanaan tak terbatas.

Dengan begini gambaran Buddha bisa membantu orang.