Namo Buddhaya _()_
* Mengapa Ajaran Buddha Berbeda Dengan Ajaran Lainnya *
Dalam ajaran Buddha, dunia adalah ciptaan kesadaran atau pikiran kita.
Pikiran yang murni menciptakan dunia yang bahagia, pikiran yang jahat menciptakan dunia yang menyedihkan. Jadi menyucikan pikiran adalah yang paling penting untuk kelahiran kembali di alam yang bahagia, bukan membaca paritta atau berdoa atau bersumpah.
Tentu saja, cukup alami bagi kebanyakan orang untuk berdoa ketika mereka sedang menderita, dan kadang-kadang ketika kita berdoa, doa kita terjawab, alasan utama karena kita memiliki kamma pendukung.
Sebagai contohnya, seseorang mungkin sangat kaya, dan dia tiba-tiba mendapatkan kanker. Dia kemudian pergi berkeliling dunia untuk mendapatkan dokter ahli spesialis yang terbaik. Tetapi apabila kamma nya tidak sedang mendukung dia, bahkan dokter-dokter terbaik dari Amerika dan Eropa tidak mampu mengobatinya.
Jadi jalan yang tepat untuk terkabulnya permintaan kita, dan memiliki hidup yang bahagia adalah dengan melaksanakan kamma bajik, menghindari kamma tak bajik, dan tanpa perlu bergantungan pada doa dan sumpah, seluruh akibat dari kamma yang bajik akan matang dan membawa kita kebahagiaan.
Ada Sutta lainnya yang juga penting (S.N. 42.6) dimana kepala dari suatu desa datang untuk berbicara pada Buddha. Kepala desa tersebut berkata pada Buddha bahwa di sana di sebelah Barat terdapat kumpulan Brahmana yang memiliki tradisi yang aneh. Di samping tradisi memikul air, mandi di air untuk memurnikan diri mereka dan memuja api, ketika sanak keluarga mereka meninggal dunia, mereka segera membawa jasad tubuh keluar dari rumah, dan merentangkan jasad tersebut tinggi-tinggi di udara.
Jasad tersebut dihadapkan ke langit, dan mereka meneriaki nama dari orang yang meninggal tersebut, dan menunjukkan dia jalan ke surga.
Mereka percaya karena jasad tersebut menghadap langit, yang meninggal dapat melihat langit, dan ketika mereka meneriaki rohnya, secara otomatis, rohnya akan naik ke surga.
Lalu kepala desa berkata mungkin Buddha (yang memiliki kekuatan supranormal) dapat membawa setiap orang yang telah meninggal dunia untuk terlahir kembali di alam surga. Ini adalah pertanyaan yang menarik karena bahkan sampai pada era yang modern ini, orang-orang tertentu masih mempercayai Buddha dapat membantu kita untuk terlahir kembali di alam surga.
Jadi Buddha membalas dengan memberikan satu pertanyaan terlebih dahulu pada kepala desa tersebut. Beliau berkata andaikan seorang pria datang menuju ke tepi danau yang sangat dalam, dan memegang sebuah batu besar yang berat di kedua tangannya, dan kemudian melemparkannya ke tengah danau. Sekarang, dikarenakan batunya mulai tenggelam ke dalam air, semua orang ramai berdatangan dan berteriak pada batu tersebut, dan memuji batu itu, dan meminta batu tersebut untuk mengapung di permukaan menuju tepian.
Selanjutnya Buddha bertanya pada kepala desa tersebut apakah batunya dapat mengapung. Kepala desa tersebut menjawab bahwa itu tidak mungkin karena batunya berat, secara alamiah akan tenggelam ke dalam air. Jadi Buddha berkata, dengan cara yang sama, andaikan seseorang telah melakukan banyak kejahatan, dia telah membunuh, mencuri, berasusila, berbohong, dan sebagainya.
Ketika dia meninggal dunia (dan kamma buruknya menarik dia ke bawah),
orang ramai berdatangan dan meneriaki dia untuk pergi ke surga; mungkinkah ia dapat pergi ke sana? Kepala desa tersebut menjawab itu tidak mungkin karena ia telah banyak melakukan kejahatan; sama kasusnya dengan batu tersebut, dia akan tenggelam menuju kelahiran kembali yang buruk.
Kemudian Buddha berkata andaikan seseorang lainnya datang ke tepian danau yang dalam. Dia mengambil secangkir minyak dan melemparkan secangkir minyak itu ke tengah danau. Cangkirnya akan tenggelam tetapi minyaknya, karena ringan, akan mengapung di permukaan.
Dikarenakan minyaknya mengapung di permukaan, orang berdatangan dan meneriaki minyaknya untuk tenggelam ke dalam air. Mungkinkah minyak tersebut tenggelam?
Kepala desa menjawab itu tidak mungkin karena minyaknya ringan, dan secara alami akan mengapung. Buddha kemudian berkata, dengan cara yang sama, andaikan seseorang telah melakukan banyak kebajikan, tidak pernah melukai makhluk hidup, dan ketika saatnya tiba dia meninggal dunia. Jika banyak orang berdatangan dan berteriak, dan mengutuknya pergi ke neraka, mungkinkah ia dapat pergi ke neraka?
Kepala desa menjawab itu tidak mungkin karena dia adalah orang yang baik. Secara alamiah dia akan pergi ke surga, diangkat oleh kamma baiknya sendiri.
Dengan menjawab pertanyaan ini, kepala desa memahami apa yang dimaksudkan Buddha, yakni Buddha tak dapat menolong kita. Apakah kita mengapung atau tenggelam, adalah tergantung pada kamma kita.
Itulah sebabnya mengapa ajaran Buddha berbeda dengan ajaran lainnya, dengan kata lain Buddha tidak berkata bahwa dengan menjadi seorang Buddhis, anda dijaminkan suatu tempat di surga. TIdak ada pilih kasih.
Apakah anda pergi ke surga atau tempat manapun, tergantung pada kamma anda sendiri. Kita tidak dapat menyuap surga untuk membukakan pintu bagi kita, INI ADIL.
Tidak ada seorangpun yang dapat merubah cara kerja hukum Kesunyataan dari kamma. Semua makhluk berhubungan dengan hukum kamma vipaka. Buddha menjelaskan Kebenaran dari keberadaan hukum kesunyataan kepada kita, tetapi hukum itu berlaku sepanjang masa, terlepas dari apakah kita memahami hukum itu atau tidak.