Wednesday, January 27, 2016

* Mengapa Ajaran Buddha Berbeda Dengan Ajaran Lainnya *

Namo Buddhaya _()_

* Mengapa Ajaran Buddha Berbeda Dengan Ajaran Lainnya *

Dalam ajaran Buddha, dunia adalah ciptaan kesadaran atau pikiran kita.
Pikiran yang murni menciptakan dunia yang bahagia, pikiran yang jahat menciptakan dunia yang menyedihkan. Jadi menyucikan pikiran adalah yang paling penting untuk kelahiran kembali di alam yang bahagia, bukan membaca paritta atau berdoa atau bersumpah.

Tentu saja, cukup alami bagi kebanyakan orang untuk berdoa ketika mereka sedang menderita, dan kadang-kadang ketika kita berdoa, doa kita terjawab, alasan utama karena kita memiliki kamma pendukung.
Sebagai contohnya, seseorang mungkin sangat kaya, dan dia tiba-tiba mendapatkan kanker. Dia kemudian pergi berkeliling dunia untuk mendapatkan dokter ahli spesialis yang terbaik. Tetapi apabila kamma nya tidak sedang mendukung dia, bahkan dokter-dokter terbaik dari Amerika dan Eropa tidak mampu mengobatinya.

Jadi jalan yang tepat untuk terkabulnya permintaan kita, dan memiliki hidup yang bahagia adalah dengan melaksanakan kamma bajik, menghindari kamma tak bajik, dan tanpa perlu bergantungan pada doa dan sumpah, seluruh akibat dari kamma yang bajik akan matang dan membawa kita kebahagiaan.

Ada Sutta lainnya yang juga penting (S.N. 42.6) dimana kepala dari suatu desa datang untuk berbicara pada Buddha. Kepala desa tersebut berkata pada Buddha bahwa di sana di sebelah Barat terdapat kumpulan Brahmana yang memiliki tradisi yang aneh. Di samping tradisi memikul air, mandi di air untuk memurnikan diri mereka dan memuja api, ketika sanak keluarga mereka meninggal dunia, mereka segera membawa jasad tubuh keluar dari rumah, dan merentangkan jasad tersebut tinggi-tinggi di udara.

Jasad tersebut dihadapkan ke langit, dan mereka meneriaki nama dari orang yang meninggal tersebut, dan menunjukkan dia jalan ke surga.
Mereka percaya karena jasad tersebut menghadap langit, yang meninggal dapat melihat langit, dan ketika mereka meneriaki rohnya, secara otomatis, rohnya akan naik ke surga.

Lalu kepala desa berkata mungkin Buddha (yang memiliki kekuatan supranormal) dapat membawa setiap orang yang telah meninggal dunia untuk terlahir kembali di alam surga. Ini adalah pertanyaan yang menarik karena bahkan sampai pada era yang modern ini, orang-orang tertentu masih mempercayai Buddha dapat membantu kita untuk terlahir kembali di alam surga.

Jadi Buddha membalas dengan memberikan satu pertanyaan terlebih dahulu pada kepala desa tersebut. Beliau berkata andaikan seorang pria datang menuju ke tepi danau yang sangat dalam, dan memegang sebuah batu besar yang berat di kedua tangannya, dan kemudian melemparkannya ke tengah danau. Sekarang, dikarenakan batunya mulai tenggelam ke dalam air, semua orang ramai berdatangan dan berteriak pada batu tersebut, dan memuji batu itu, dan meminta batu tersebut untuk mengapung di permukaan menuju tepian.

Selanjutnya Buddha bertanya pada kepala desa tersebut apakah batunya dapat mengapung. Kepala desa tersebut menjawab bahwa itu tidak mungkin karena batunya berat, secara alamiah akan tenggelam ke dalam air. Jadi Buddha berkata, dengan cara yang sama, andaikan seseorang telah melakukan banyak kejahatan, dia telah membunuh, mencuri, berasusila, berbohong, dan sebagainya.

Ketika dia meninggal dunia (dan kamma buruknya menarik dia ke bawah),
orang ramai berdatangan dan meneriaki dia untuk pergi ke surga; mungkinkah ia dapat pergi ke sana? Kepala desa tersebut menjawab itu tidak mungkin karena ia telah banyak melakukan kejahatan; sama kasusnya dengan batu tersebut, dia akan tenggelam menuju kelahiran kembali yang buruk.

Kemudian Buddha berkata andaikan seseorang lainnya datang ke tepian danau yang dalam. Dia mengambil secangkir minyak dan melemparkan secangkir minyak itu ke tengah danau. Cangkirnya akan tenggelam tetapi minyaknya, karena ringan, akan mengapung di permukaan.
Dikarenakan minyaknya mengapung di permukaan, orang berdatangan dan meneriaki minyaknya untuk tenggelam ke dalam air. Mungkinkah minyak tersebut tenggelam?

Kepala desa menjawab itu tidak mungkin karena minyaknya ringan, dan secara alami akan mengapung. Buddha kemudian berkata, dengan cara yang sama, andaikan seseorang telah melakukan banyak kebajikan, tidak pernah melukai makhluk hidup, dan ketika saatnya tiba dia meninggal dunia. Jika banyak orang berdatangan dan berteriak, dan mengutuknya pergi ke neraka, mungkinkah ia dapat pergi ke neraka?

Kepala desa menjawab itu tidak mungkin karena dia adalah orang yang baik. Secara alamiah dia akan pergi ke surga, diangkat oleh kamma baiknya sendiri.
Dengan menjawab pertanyaan ini, kepala desa memahami apa yang dimaksudkan Buddha, yakni Buddha tak dapat menolong kita. Apakah kita mengapung atau tenggelam, adalah tergantung pada kamma kita.

Itulah sebabnya mengapa ajaran Buddha berbeda dengan ajaran lainnya, dengan kata lain Buddha tidak berkata bahwa dengan menjadi seorang Buddhis, anda dijaminkan suatu tempat di surga. TIdak ada pilih kasih.
Apakah anda pergi ke surga atau tempat manapun, tergantung pada kamma anda sendiri. Kita tidak dapat menyuap surga untuk membukakan pintu bagi kita, INI ADIL.

Tidak ada seorangpun yang dapat merubah cara kerja hukum Kesunyataan dari kamma. Semua makhluk berhubungan dengan hukum kamma vipaka. Buddha menjelaskan Kebenaran dari keberadaan hukum kesunyataan kepada kita, tetapi hukum itu berlaku sepanjang masa, terlepas dari apakah kita memahami hukum itu atau tidak.

Friday, January 22, 2016

Jodoh dan Pernikahan adalah Takdir Tuhan

Jodoh dan Pernikahan adalah takdir Tuhan

Dahulu kala ada seorang pemuda, yang telah berjanji untuk menikah dengan calon istrinya pada suatu hari, bulan dan tahun. Setelah tiba pada hari yang telah dijanjikan tersebut, calon istrinya malah telah menikah dengan orang lain. Pemuda itu merasa terpukul berat, lalu jatuh sakit tak kunjung sembuh. Keluarganya berusaha semampunya dengan menggunakan berbagai cara pengobatan, namun tak bisa berbuat banyak, bahkan napasnya tersengal-sengal.
Pada saat yang demikian, lewatlah seorang biksu dalam perjalanannya, dan setelah mengetahui keadaan pemuda itu yang sebenarnya, lalu biksu tersebut memutuskan untuk mencerahkannya sejenak. Si biksu lalu masuk ke kamar pemuda tersebut, dan mengeluarkan sebuah cermin dari dadanya kemudian menyuruhnya untuk melihat cermin tersebut.
Si pemuda itu melihat lautan yang luas dan melihat seorang wanita yang mengalami kebutaan sedang tergeletak di atas pantai dan bergeming sedikit pun juga. Seseorang lewat, memandang sekilas menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian pergi, lalu datang lagi seseorang kemudian melepaskan pakaiannya dan menyelimuti mayat wanita itu lalu pergi, dan datang lagi seseorang menuju ke sana kemudian menggali sebuah lubang, lalu dengan hati-hati menguburkan mayat wanita tersebut di tanah.
Si pemuda yang sedang sakit itu tidak mengerti makna dari semua yang dipandangnya. Biksu lalu menjelaskan dan berkata : " Wanita yang berada di pantai itu adalah calon istrimu pada kehidupan sekarang. Kau adalah orang kedua yang melewati jalan itu dan yang pernah menutupi dengan sepotong pakaian. Dia bercinta kasih dengan kau pada kehidupannya sekarang, hanya karena untuk membalas sebuah budi baikmu. Namun, pada akhirnya orang yang harus dibalas budinya seumur hidup adalah orang terakhir yang menguburnya dan orang terakhir itu adalah suaminya yang sekarang." Pemuda itu tiba-tiba sadar dengan apa yang telah terjadi! Dan penyakitnya juga segera sembuh!
Begitulah yang namanya jodoh ( Pertalian yang ditakdirkan) tidak bisa dipaksakan, jika memang milik Anda, maka cepat atau lambat pasti akan menjadi milik Anda. Dan jika memang bukan milikmu, tetap tidak akan bisa Anda miliki biar bagaimanapun cara Anda untuk mengusahakannya. Jodoh yang terpenting di dalam dunia fana tentu saja adalah jodoh suami-isteri yang “ Sekali menggandeng tangan si dia, selalu bersamanya sampai hari tua ”...
Banyak orang kemungkinan pada mengira perjumpaannya dengan sang kekasih murni termasuk kebetulan. Sedangkan di dalam Dunia Reinkarnasi, Dunia Fana hanyalah sebuah Panggung Raksasa, detail sandiwaranya sudah diatur sedemikian cermatnya, segala perjumpaan yang nampaknya terlihat serba kebetulan semuanya adalah rekayasa yang cerdik dari naskah sandiwara.
Setiap orang pada mendambakan kebahagiaan dalam percintaan juga menginginkan Pernikahan yang Indah dan Sempurna. Sedangkan di dalam Dunia Reinkarnasi, segalanya sudah diatur dalam pengaturan Sebab Akibat, yang maksudnya kalau dia adalah milik Anda tidak bakal bisa ditolak, bukan milik Anda juga tak bisa diminta..Dalam Bahasa Hokkian : Co Ang bo Ui Liau Sio Kiam Ceh yang artinya Orang yang berjodoh menjadi suami istri karna ada hutang budi mau pun hutang dendam..
Tak peduli bagi yang mengharap dapat menemukan cintanya maupun bagi yang berharap menjumpai orang yang sungguh-sungguh mencintai dirinya, di dalam dunia yang bereinkarnasi, cinta hanyalah metode membalas budi-kebaikan / En「恩」 pada kehidupan masa kini untuk kehidupan masa lampau.
Orang barat menyatakannya dengan cinta / Ai 「愛」, sedangkan orang Tionghoa menyatakannya dengan En Ai 「恩愛 = cinta untuk membalas budi-kebaikan masa lalu」. Satu aksara En 「恩」sudah mengutarakan inti pokok dari cinta / Ai 「愛」, juga memberi muatan makna kepada aksara di belakangnya. En 「恩」di depan, Ai 「愛」di belakang, ada En dari kehidupan masa lampau, akan tersimpul jodoh pada kehidupan masa sekarang, barulah terbentuk pernikahan yang bahagia sempurna.
Namun demikian jodoh / Yuan 「緣」 juga tidak semuanya berbahagia, seperti halnya ada budi tentu ada dendam, maka itu terdapat jodoh yang bajik dan jodoh yang buruk. Banyak pernikahan yang malang, dipandang secara lebih luas yakni kehidupan yang malang, dipandang dari dunia reinkarnasi, semuanya adalah ditentukan oleh sebab jodoh / Yin dan Yuan 因緣.
Mengurai Dengan Baik Budi Dan Dendam :
Teori takdir pertemuan kadangkala bisa menimbulkan perdebatan tentang fatalisme. Sesungguhnya, meski pada dewasa ini dimana orang hanya mempercayai perjuangan individu, juga tidak banyak orang yang sungguh-sungguh percaya dirinya bisa lepas dari takdir.
Falsafah perjuangan mendidik orang membalas gigi dengan gigi, alhasil membuat orang terjerumus tanpa ampun lagi ke dalam takdir yang semakin berbahaya dan mematikan.
Di dalam mata bijak reinkarnasi, takdir/Su Ming 「宿命」bukannya bersikap pasrah, juga bukannya semacam ketidak-berdayaan terhadap nasib.
Orang yang mempercayai takdir, bisa bersikap sabar pada saat berhadapan dengan penderitaan, dan bersikap bersyukur dikala berhadapan dengan kemujuran.
Dengan adanya takdir di dalam reinkarnasi, hukum Tuhan baru memperoleh keadilan, sedangkan takdir pertemuan, siapa takut dengan jodoh buruk, bukankah itu peluang untuk mengurai secara bajik budi - dendam ?