Friday, December 9, 2016

Cinta kasih

_"ULAR "_

Seekor ular memasuki gudang tempat kerja seorang tukang kayu di malam hari. Kebiasaan si tukang kayu adalah membiarkan sebagian peralatan kerjanya berserakan & tidak merapikannya.

Nah ketika ular itu masuk kesana, secara kebetulan ia merayap di atas gergaji. Tajamnya mata gergaji menyebabkan perut ular terluka. Ular beranggapan gergaji itu menyerangnya. Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali.

Serangan yang bertubi-tubi menyebabkan luka parah di bagian mulutnya. Marah & putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya utk mengalahkan musuhnya. Ia pun lalu membelit kuat gergaji itu.
Belitan yang menyebabkan tubuhnya terluka amat parah, akhirnya ia pun mati binasa.

Di pagi hari si tukang kayu menemukan bangkai ular tsb di sebelah gergaji kesayangannya.

        *sahabat....*

Kadangkala di saat marah, kita ingin melukai orang lain. Setelah semua berlalu, kita baru menyadari bahwa yang terluka sebenarnya adalah diri kita sendiri.

Banyaknya perkataan yang terucap & tindakan yang dilakukan saat amarah menguasai, sebanyak itu pula kita melukai diri kita sendiri.

_Tidak ada musuh yang tidak dapat di taklukkan oleh cinta kasih._

Tidak ada penyakit yang tidak dapat di sembuhkan oleh kasih sayang.

_Tidak ada permusuhan yang tidak dapat dimaafkan oleh ketulusan._

Tidak ada kesulitan yang tidak dapat dipecahkan oleh ketekunan.

_Tidak ada batu keras yang tidak dapat di pecahkan oleh kesabaran._

Semua itu haruslah berasal dari diri kita.
Ketahuilah Dendam benci/curiga/pikiran negative, apapun itu, ia sebenarnya bagaikan ular yang membelit gergaji, telah ribuan kali muncul dalam pikiran kita yang menusuk & membakar bathin kita sendiri.

Latihlah setiap saat utk mengendalikan diri, memaafkan dgn tulus, mampu dgn cepat melepaskan & membuang sampah pengotor bathin dan pikiran kita.                                 

Friday, November 4, 2016

Asal usul kisah Kwan Im tangan seribu

Asal Usul dan Kisah Kwan Im Tangan Seribu

Kwan Im Po Sat atau Guan Yin Phu Sa, sering disebut juga dengan Kwan Shi Im Po Sat atau Guan Shi Yin Phu Sa, yang sesungguhnya merupakan terjemahan secara harafiah dari bahasa Sansekerta :

Avalokitesvara Bodhisatva, yang memiliki arti :
-         Avalokita (Koan / Guan / Koan Si / Guan Shi), berarti melihat ke bawah, mendengarkan ke bawah. Bawah disini bermakna ke dunia, yang merupakan suatu alam (lokita).
-         Isvara (Im / Yin), berarti suara. Yang dimaksud adalah suara dari makhluk-makhluk yang menjerit atas penderitaan yang dialaminya.


Oleh sebab itu Kwan Im adalah Bodhisatva yang melambangkan kewelas-asihan dan penyayang. Di negara Jepang, Koan Im Po Sat terkenal juga dengan nama Dewa Kanon.

Sewaktu agama Buddha memasuki daratan Tiongkok, pada jaman dinasti Han, Avalokitesvara awal mulanya diperkenalkan sebagai sosok seorang pria. Dengan berjalannya waktu, dan juga karena pengaruh dari ajaran Tao dan Khong Hu Cu, maka menjelang era dinasti Tang, akhirnya Avalokitesvara ditampilkan sebagai sosok seorang wanita.

Dari pengaruh ajaran Tao, perubahan ini mungkin terjadi karena jauh sebelum mereka mengenal Avalokitesvara, mereka telah memuja dewi Tao yang biasa disebut ‘Niang-niang’. Karena adanya legenda puteri Miao Shan yang sangat terkenal, mereka memunculkan tokoh wanita yang disebut ‘Guan Yin Niang Niang’, sebagai pendamping Avalokitesvara pria. Lambat laut tokoh Avalokitesvara pria mulai dilupakan orang, dan sebaliknya tokoh Guan Yin Niang Niang menggantikan posisinya dengan sebutan Guan Yin Pu Sa.

Dari pengaruh ajaran Khong Hu Cu, mereka beranggapan bahwa kurang layak apabila kaum wanita memohon anak pada seorang dewata pria. Bagi para penganutnya, hal itu dianggap sebagai keinginan Koan Im sendiri untuk mewujudkan dirinya sebagai seorang wanita, agar ia dapat lebih leluasa menolong kaum wanita yang membutuhkan pertolongannya.

Dari sini jelaslah bahwa sesungguhnya tokoh Avalokitesvara memang berasal dari India, namun tokoh Koan Im Po Sat (Guan Yin Pu Sa) adalah asli seratus persen bersifat Tionghoa dan dipengaruhi oleh ajaran Taoisme. Avalokitesvara memiliki tempat suci di gunung Potalaka – Tibet, sedangkan Koan Im Po Sat memiliki tempat suci di gunung Pu Tao Shan – di kepulauan Zhou Shan, Tiongkok. Jadi jelaslah bahwa tokoh Avalokitesvara merupakan pendorong awal timbulnya tokoh Koan Im Po Sat .

Qian Shou Guan Shi Yin Pu Sa
Dewasa ini tokoh Koan Im Po Sat di-identik-kan dengan legenda Puteri Miao Shan, anak dari raja Miao Zhuang dari negeri Xing Lin. Raja Miao Zhuang memerintah kira-kira pada akhir dinasti Zhou (abad 3 SM). Diceritakan bahwa sebenarnya raja Miao Zhuang sangat mendambakan seorang anak lelaki, tapi yang dimilikinya hanyalah tiga orang puteri. Puteri tertua bernama Miao Shu, yang kedua bernama Miao Yin dan yang bungsu bernama Miao Shan.

Setelah ketiga puteri tersebut menginjak dewasa, raja mencarikan jodoh bagi mereka. Puteri pertama memilih jodoh seorang pejabat sipil, dan yang kedua memilih seorang jendral perang sebagai suaminya. Sedangkan puteri Miao Shan tidak berniat untuk menikah, tetapi ia malah meninggalkan istana dan menjadi bhiksuni di klenteng Bai Que Shi.
Berbagai cara diusahakan oleh raja Miao Zhuang agar puterinya mau kembali dan menikah. Tapi puteri Miao Shan tetap berteguh pada pendiriannya. Hingga pada suatu ketika, raja Miao Zhuang habis kesabarannya. Diperintahkannya para prajurit untuk menangkap dan menghukum mati puteri Miao Shan.

Kwan im berjubah putih 白衣觀音
Setelah kematiannya, arwah puteri Miao Shan berjalan-jalan di neraka. Karena melihat penderitaan makhluk-makhluk yang ada di neraka, maka Miao Shan berdoa dengan tulus agar mereka berbahagia. Akibat doa yang diucapkan dengan penuh welas asih, tulus dan suci, maka suasana neraka segera berubah menjadi seperti sorga. Penguasa akherat, Yan Luo Wang, menjadi bingung setengah mati. Akhirnya arwah Miao Shan diperintahkan kembali ke badan kasarnya.

kwan im cahaya terang beserta kedua murid
Begitu bangkit dari kematiannya, Buddha Amitabha (O Mi To Hud) muncul di hadapan Miao Shan, dan memberikan buah persik dewa. Akibat makan buah persik dewa itu, Miao Shan tidak lagi mengalami rasa lapar, ketuaan maupun kematian. O Mi To Hud lalu menganjurkan agar Miao Shan berlatih kesempurnaan di gunung Pu Tuo, dan Miao Shan-pun pergi ke gunung Pu Tuo dengan diantar seekor harimau jelmaan dari dewa Bumi (tu ti kong).
Sembilan tahun berlalu, suatu ketika raja Miao Zhuang menderita sakit parah. Berbagai tabib dan obat telah dicoba, tetapi tidak satupun yang membawa hasil. Puteri Miao Shan yang mendengar berita itu, lalu menyamar menjadi seorang pendeta tua dan datang menengok. Namun ternyata sang raja telah wafat.

yáng liǔ guānyīn


Dengan kesaktiannya, puteri Miao Shan melihat bahwa arwah ayahnya dibawa masuk ke neraka, dan mengalami siksaan yang hebat. Karena bhaktinya, maka puteri Miao Shan pergi ke neraka untuk menolong ayahnya. Pada saat akan menolong ayahnya melewati gerbang dunia akherat, puteri Miao Shan dan ayahnya dikerubuti setan-setan kelaparan. Agar Ia dan ayahnya dapat melewati setan-setan kelaparan itu, puteri Miao Shan memotong tangan untuk dijadikan santapan setan-setan kelaparan.
Setelah hidup kembali, raja Miao Zhuang menyadari bahwa bhakti puteri ketiganya sungguh luar biasa. Ia menjadi sadar dan mengundurkan diri dari pemerintahan, dan bersama-sama dengan keluarganya pergi ke gunung Xiang Shan untuk bertobat dan mengikuti jalan Buddha.

Sementara itu, rakyat yang mendengar perbuatan Miao Shan yang amat berbhakti, hingga rela mengorbankan tangannya, menjadi terharu. Mereka berbondong-bondong membuatkan tangan palsu untuk puteri Miao Shan. O Mi To Hud yang melihat ketulusan rakyat, kemudian merangkum semua tangan palsu tersebut dan mengubahnya menjadi suatu bentuk kesaktian serta memberikannya kepada Miao Shan. Lalu Ji Lay Hud memberinya gelar Qian Shou Qian Yan Jiu Ku Jiu Nan Wu Shang Shi Guan Shi Yin Pu Sa, yang artinya Bodhisatva Koan Im penolong kesukaran yang bertangan dan bermata seribu yang tak ada bandingnya.

Dalam bagian lain dikisahkan bahwa pada saat Koan Im diganggu oleh ribuan setan, iblis dan siluman, ia menggunakan kesaktiannya itu untuk melawan mereka. Ia merubah dirinya menjadi bertangan seribu dan bermata seribu, dengan masing-masing tangan memegang senjata yang berlainan.

Kisah Koan Im tangan seribu ini juga banyak versinya, antara lain yang cukup dikenal ialah cerita saat puteri Miao Shan sedang bermeditasi dan merenungkan penderitaan umat manusia, tiba-tiba kepalanya pecah menjadi berkeping-keping. O Mi To Hud yang mengetahui hal itu segera menolong dan memberikan seribu tangan dan seribu mata, sehingga Koan Im dapat mengawasi dan memberikan pertolongan lebih banyak kepada manusia.
Koan Im dengan tangan seribu ini dikenal dengan sebutan Jeng Jiu Koan Im (Qian Shou Guan Yin).
Dalam legenda puteri Miao Shan, juga diceritakan bahwa kakak-kakak Miao Shan setelah bertobat dan mencapai kesempurnaan, mereka diangkat sebagai Po Sat oleh Giok Hong Siang Te. Puteri Miao Shu diangkat sebagai Bun Cu Po Sat (Wen Shu Pu Sa) dan puteri Miao Yin sebagai Po Hian Po Sat (Pu Xian Pu Sa).

Diceritakan pula bahwa pada saat pelantikan puteri Miao Shan menjadi Po Sat, Miao Shan ‘diberi’ dua orang pengawal, yakni Long Ni dan Shan Cai. Konon, Long Ni diberi gelar Giok Li (Yu Ni) atau gadis kumala dan Shan Cai bergelar Kim Tong (Jin Tong) atau jejaka emas.

Long Ni asalnya adalah cucu dari Liong Ong (raja naga), yang diberi tugas menyerahkan mutiara ajaib kepada Koan Im, sebagai rasa terima kasih dari Liong Ong karena telah menolong puterinya. Ternyata Long Ni justeru ingin menjadi murid Koan Im dan mengabdi kepadanya.

Friday, October 28, 2016

Inspirasi 02

*_Saya menyukai kalimat ini :_*

山有山的高度 ,水有水的深度,
沒必要攀比,每個人都有自己,
的長處;
*Gunung memiliki ketinggian masing². Air memiliki kedalaman masing². Tidaklah perlu saling membandingkan, karena setiap orang punya kelebihan masing².*

風有風的自由,雲有雲的溫柔,
沒必要模仿,每個人都有自己
的個性。
*Angin memiliki sifat yang bebas, awan memiliki kelembutan. Tidaklah perlu kita meniru, setiap orang memiliki sifat masing².*

你認為快樂的,就去尋找;
*Yang kamu anggap bisa membawa kebahagiaan, raihlah.*

你認為值得的,就去守候;
*Yang kamu anggap pantas, jagalah.*

你認為幸福的,就去珍惜。
*Yang kamu anggap sebuah keberuntungan, hargailah.*

依心而行,無憾今生。
*Ikuti kata hati, agar tidak ada penyesalan dalam hidup.*

人生1條路:走自己的路
*Manusia ada 1 jalan : Jalanilah jalan kita sendiri.*

人生2件寶 : 身體好心情好。
*Manusia ada 2 mustika : Tubuh sehat & suasana hati baik.*

人生有4苦:
看不透、舍不得
輸不起、放不下。
*Manusia ada 4 penderitaan hidup:*
*1. Tidak bisa melihat kebenaran.*
*2. Tidak bisa merelakan.*
*3. Tidak mau kalah.*
*4. Tidak bersedia melepaskan.*

人生5句話:
再難也要堅持,再好也要淡泊
再差也要自信,再多也要節省
再冷也要熱情。
*Manusia Ada 5 kalimat hidup:*
*1. Walau susah, harus tetap berusaha.*
*2. Walau sudah baik, harus tetap bersahaja.*
*3. Walau kekurangan, harus tetap percaya diri.*
*4. Walau kedinginan, hati harus tetap hangat.*
*5. Walau jengkel, harus tetap sabar.*

人生6財富:
身體、知識、夢想、信念
自信、骨氣。同意! 轉起!
*Manusia ada 6 kekayaan hidup :*
*1. Tubuh.*
*2. Pengetahuan.*
*3. Impian.*
*4. Keyakinan.*
*5. Percaya diri.*
*6. Tekad juang.*

*_SEMOGA SEMUA yang membaca BERBAHAGIA!_*

Ingat²lah manusia yang dengan kekayaan, kepintaran & segala kehebatannya, jangan menjadi *Sombong, Dengki, Congkak, Picik.*

*_Semoga Semua Mahluk Berbahagia..._*

Tuesday, October 18, 2016

Karaktet positif

Karakter Positif

Banyak orang pintar, tapi ada yang mengatakan pintar saja tidak cukup.

Kemampuan Anda membawa diri dalam sebuah komunitas lewat tutur kata, perilaku, di situlah kepintaran Anda diuji dan dilihat. 

Jangan merendahkan siapapun dalam hidup. Jangan menganggap karena kepintaran, kehebatan, pengalaman, lantas kita boleh meremehkan orang lain. 

Akan tetapi jadilah pribadi yang dapat menunjukkan penghargaan kepada orang lain. Banyak orang pintar, tapi sedikit yang rendah hati. Jadilah rendah hati dan mau belajar dari orang lain. 

Selalu ada tempat bagi yang rendah hati, tapi tidak bagi yang sombong. 

Jadilah pribadi yang memiliki nilai tidak hanya dari sisi intelektual tapi dari sikap dan perilaku yang baik. 

Memiliki karakter yang positif, bukan sekedar pintar. Bisa berinteraksi positif dan kaya akan sikap mental yang baik, bukan hanya menjadi robot yang bisa mengerjakan sesuatu dengan cepat. 

Yang menghantarkan seseorang ke puncak keberhasilan dalam karier bukan kompetensi saja, tapi juga elemen karakter yang positif. 

Monday, October 17, 2016

Inspirasi

🎁 Inspirasi...........

Ada seorang dermawan yang dari atas gedung menebar uang pecahan:
Rp. 5.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 20.000,-
Rp. 50.000,-
Rp. 100.000,-

Di bawah gedung, berkerumun banyak orang yang sibuk.

Mereka saling berebut memunguti uang yang berserakan *"TANPA ADA YANG PEDULI" sumber uang itu dari SIAPA.*

Dikemudian hari,

Sang Dermawan naik lagi ke atas gedung tersebut dan kali ini beralih *menebar kerikil-kerikil kecil ke dalam kerumunan orang yang ada di bawah.*

Sontak terjadi keramaian.

Ada yang terkena di kepala, bahu, tangan, punggung dan anggota tubuh lainnya.

Mereka panik dan marah, menengadah ke atas berusaha *"MENCARI TAHU"* dari mana sumber dari kerikil-kerikil tersebut dijatuhkan?

Itulah sikap dari kebanyakan manusia, *saat BERKAT (hal yang menguntungkan) datang, semua sibuk tanpa peduli siapa yang memberi dan sedikit sekali yang mampu berterima kasih dan mau mengucap syukur atas keberkatan tersebut.*

Namun saat masalah datang,
*maka semua akan spontan mencari sumber masalah dan biang keroknya*

Mereka akan serta-merta marah dan menyalahkan orang lain tanpa mau cari solusi lagi.

*"Apakah kita hanya mau menerima yang baik saja, tetapi tidak mau menerima yang buruk ?"*

Tanpa mau tahu bahwa hidup ini sebenarnya sudah satu paket, baik dan buruk, senang dan susah, semuanya satu kesatuan yang tak mungkin terpisahkan.

Bila suatu ketika kita "kena giliran" menjalani hal-hal buruk dan susah, maka jalanilah dengan tabah dan tetap bersyukur, karena hanya itu kuncinya.

*Mau belajar SABAR?*

Nanti kita akan ketemu dengan orang-orang yang keras kepala kepada kita.

*Mau belajar MENGAMPUNI?*

Nanti kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang menyakiti kita.

*Mau belajar MEMBERI?*

Sebentar lagi kita akan dihadapkan degnan orang-orang yang berkekurangan.

*Mau belajar RENDAH HATI?*

Tunggu saja, nanti akan ada orang-orang yang merendahkan diri kita.

Kabar buruknya,

*"HIDUP INI TAK AKAN ADA YANG SEMPURNA !"*

Kabar baiknya,

*"KITA TAK PERLU HIDUP YANG SEMPURNA UNTUK BISA MENIKMATINYA !!!”*

Apapun yang sedang kita hadapi,

itulah PROSES BELAJAR MENJADI LEBIH BIJAKSANA & DEWASA.
JANGAN MARAH & MENGGERUTU,

tapi belajarlah dan responilah dengan benar.

*HIDUP ADALAH PROSES PEMBELAJARAN dan KEDEWASAAN !!!*

Pembelajaran hanya bisa diperoleh pada situasi yang tidak sesuai harapan kita, bukan saat kita dalam kenyamanan.

Jadilah "murid kehidupan" dengan *BELAJAR BERSYUKUR & MENGAMBIL HAL YANG POSITIF* dari setiap peristiwa yang kita hadapi.

Dengan berbagi, melatih kesabaran, dan menerima kenyataan hidup dengan penuh rasa syukur,

kita sesungguhnya berjalan menuju kebahagiaan..

*SITUASI APAPUN YG TUHAN IJINKAN TERJADI PERCAYALAH AKAN INDAH PADA WAKTUNYA*
        🙏😇

Sunday, October 2, 2016

Saddha Umat Buddha

SADDHA (keyakinan) UMAT BUDDHA

Saddha artinya keyakinan. Keyakinan disini bukan berarti kepercayaan yang membabi buta, atau asal percaya saja, akan tetapi keyakinan yang berdasarkan pada fakta dan kebenaran. Yang dimaksud kebenaran adalah kesunyataan (Paramatha Sacca). Agama Buddha mempunyai keyakinan (Saddha) akan adanya :

1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Tiratana atau Tri Ratna (Tiga Permata/Mustika)
3. Tipitaka/Tripitaka (Kitab Suci)
4. Bodhisatta/Bodhisatva (Calon Buddha)
5. Tilakkhana (Tiga Corak Umum)
6. Cattari Ariya Saccani (Empat Kesunyataan Mulia)
7. Kamma dan Punabhava (Perbuatan dan Kelahiran Kembali)
8. Paticcasamuppada (Hukum Sebab Akibat yang Saling bergantungan)
9. Nibbana/Nirvana(Kebahagiaan Tertinggi)

Dalam Kitab Suci Tipitaka yaitu pada Sutta Pitaka terdapat 4 keyakinan, al:
1. Keyakinan terhadap hukum kamma/karma (Kamma Saddha)
2. Keyakinan terhadap akibat dari kamma/karma (Vipaka Saddha)
3. Keyakinan bahwa semua makhluk mempunyai karma masing-masing dan bertanggung jawab terhadap perbuatannya (Kammassakata Saddha)
4. Keyakinan terhadap pencapaian penerangan sempurna dari Sang Buddha.

KEYAKINAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Setiap agama apapun bersendikan Ketuhanan YME, meskipun makna dan pengertian yang diberikan oleh setiap agama terhadap Tuhan berlainan antara agama yang satu dengan agama yang lain. Demikian juga agama Buddha meyakini Tuhan YME tidak sama dengan meyakini benua atau hal yang lain.
Keyakinan terhadap Tuhan YME melalui proses decara penalaran (akal) melalui penerangan sempurna. Dalam agama Buddha telah di ajarkan Ketuhanan YME sejak Sang Buddha membabarkan Dhammanya yang pertama kali di Taman Rusa Isipatana, yang memungkinkankita terbebas dari Samsara (lingkaran kelahiran kembali).
Tidak benar sama sekali seandainya ada sementara orang yang beranggapan bahwa agama Buddha tidak ber-Tuhan. Mungkin sementara orang tersebut menuntut adanya suatu nama sebutan untuknya, seperti apa yang mereka ketahui dalam agama mereka. Akam tetapi me

Friday, August 19, 2016

Kiamat Menurut Buddha Dharmma

KIAMAT MENURUT BUDDHA-DHAMMA

Di dalam Buddha-Dhamma dikenal adanya dua siklus dunia tempat kita hidup :
1. Siklus naik.
2. Siklus turun.

Satu siklus kelahiran kembali dunia ( Mahakappa : Satu Kappa Besar ) dibagi menjadi 4 fase:
1. Fase Kekosongan,
2. Fase “ Penciptaan “ ,
3. Fase statis / kediaman ,
4. Fase Kerusakan ( Kiamat ).

Masing-masing fase tersebut disebut “Kappa-Menengah”. Kappa-menengah terdiri dari dua-puluh ( 20 ) kappa-kecil. Kappa-kecil pertama disebut kappa-turun, dan kappa-kecil terakhir ( yang ke-20 ) disebut kappa naik.

Delapan-belas ( 18 ) kappa-kecil di antara kappa-turun dan kappa-naik merupakan siklus yang terdiri atas paruh-pertama naik dan paruh-kedua turun.

Diperlukan waktu dua-puluh ( 20 ) kappa-kecil untuk fase kekosongan, dan 20 kappa kecil untuk fase “penciptaan” alam-semesta tempat kita hidup ini.

Waktu permulaan zaman dari fase kediaman, awal kemunculan manusia di bumi, jangka kehidupan mereka rata-rata adalah “tak-terhingga”,, lalu turun secara perlahan-lahan ( dimana sekarang ini rata-rata umur manusia adalah 70 tahun ) hingga suatu saat akan mencapai umur rata-rata hanya sepuluh ( 10 ) tahun, dan saat tercapainya ini adalah disebut dengan “utkarsa” : fase-turun, maka itu kappa-pertama disebut kappa-turun.

Setelah itu diikuti dengan delapan-belas ( 18 ) kappa-kecil dimana jangka kehidupan rata-rata manusia perlahan-lahan naik ke delapan-puluh-ribu ( 80.000 ) tahun , dan fase ini disebut “apakarsa” : fase-naik.

Lalu setelah apakarsa kemudian rata-rata kehidupan manusia akan turun lagi menjadi selama sepuluh ( 10 ) tahun ( kembali ke “utkarsa” ; fase-turun ). Maka dari itu delapan-belas ( 18 ) kappa kecil itu disebut kappa naik-turun.

Setelah jangka kehidupan rata-rata manusia mencapai sepuluh ( 10 ) tahun di akhir kappa kecil ke-19, jangka kehidupan manusia rata-rata naik kembali secara perlahan-lahan menjadi delapan-puluh-ribu ( 80.000 ) tahun , yaitu kembali pada “apakarsa” ; fase-naik.

Dalam beberapa teks Buddhis, kata “perlahan-lahan” artinya jangka kehidupan rata-rata manusia naik/turun 1 tahun setiap kurun waktu seratus ( 100 ) tahun, tergantung apakah zaman itu dalam fase naik atau fase turun.

Pada saat terjadi apakarsa ( fase-naik ), maka tidak akan ada kemunculan seorang BUDDHA, karena manusia hidup lebih lama di dunia yang relatif makmur sehingga mereka telah puas dan tak berminat mendengarkan ajaran Buddha.

Buddha hanya akan muncul pada fase turun, tapi tidak muncul saat jangka kehidupan manusia telah jatuh dibawah titik jangka kehidupan kritis, saat sikap dan mental manusia sangat inferior sehingga tidak bisa menerima ajaran Buddha. Jangka kehidupan kritis ditafsirkan beraneka ragam, ada yang menafsirkannya sebagai seratus ( 100 ) tahun, delapan-puluh ( 80 ) tahun, bahkan tiga-puluh ( 30 ) tahun. Zaman dibawah jangka kehidupan kritis disebut zaman kegelapan, yang dalam agama lain disebut “Akhir-Zaman”.

Tanda-Tanda Akhir Zaman

Tanda-tanda “Akhir-Zaman” menurut Buddha-Dhamma adalah saat timbulnya lima ( 5 ) macam kemerosotan ( kasaya ):
1. Kemerosotan pandangan ( ditthi-sakaya ) : aneka ragam gagasan dan pandangan terbalik muncul di seluruh pelosok dunia dan menjadi dominan di dalam benak manusia.
2. Kemerosotan hawa-nafsu ( kilesa-kasaya ) : manusia hanya mengejar kesenangan dengan menghalalkan segala cara. Segala jenis kejahatan merajalela dan perbuatan tercela ( dengan menggunakan standar hidup kita sekarang ) dianggapnya sebagai norma-norma. Orang-orang yang melakukan kejahatan bahkan disanjung sebagai pahlawan dan dihormati di masyarakat.
3. Kemerosotan kondisi manusia ( sattva-kasaya ) : mayoritas manusia tidak mendapatkan kepuasan batin dan kebahagiaan dalam kehidupan. Saat itu, fisik dan mental manusia jauh lebih inferior daripada saat kita hidup sekarang ini.
4. Kemerosotan jangka kehidupan manusia ( ayus-kasaya ) : jangka kehidupan rata-rata manusia secara makro menurun hingga ke titik kritis.
5. Kemerosotan zaman-dunia ( kalpa-kasaya ) : peperangan, bencana-alam, wabah-penyakit, gagal-panen, dan kelaparan melanda dunia. Saat mengalami ini, lingkungan hidup ( ekosistem dan ekologi ) semakin memburuk.

Salah satu ciri dari fase turun adalah kejadian yang disebut dengan “Tiga-Bencana-Besar” :
1. Peperangan,
2. Wabah penyakit.
3. Kelaparan.

Ada tiga teori mengenai ciri-ciri dari fase turun tersebut. Teori pertama , menyatakan bahwa pada saat jangka kehidupan manusia mencapai rata-rata sepuluh ( 10 ) tahun, peperangan berlangsung selama tujuh ( 7 ) hari, dilanjutkan dengan wabah penyakit yang berlangsung selama tujuh ( 7 ) bulan plus tujuh ( 7 ) hari, dilanjutkan dengan kelaparan selama tujuh ( 7 ) tahun, tujuh ( 7 ) bulan, dan tujuh ( 7 ) hari.

Teori kedua , menyatakan bahwa hanya satu jenis bencana yang akan terjadi di setiap akhir kappa-kecil. Saat jangka kehidupan manusia mencapai sepuluh ( 10 ) tahun di kappa pertama, wabah penyakit muncul ; di kappa kedua api peperangan terjadi ; dan di kappa ketiga, kelaparan melanda. Pola ini berlanjut sampai sepanjang enam-belas ( 16 ) kappa berikutnya, dan setiap bencana berlangsung selama tujuh ( 7 ) hari. Menurut teori ini, kita sekarang berada di kappa kesembilan ( ke-9 ), pada fase menurun, dimana bencana kelaparan akan terjadi saat jangka kehidupan manusia rata-rata mencapai sepuluh ( 10 ) tahun.

Teori ketiga , menyatakan bahwa kala jangka kehidupan manusia mencapai tiga-tuluh ( 30 ) tahun, ada periode kelaparan selama tujuh ( 7 ) tahun, tujuh ( 7 ) bulan, tujuh ( 7 ) hari ; dikala umur rata-rata kehidupan manusia mencapai dua-puluh ( 20 ) tahun, ada periode wabah penyakit selama tujuh ( 7 ) bulan dan tujuh ( 7 ) hari ; kala umur rata-rata kehidupan manusia mencapai sepuluh ( 10 ) tahun, ada periode bencana peperangan selama tujuh ( 7 ) hari.

Terjadinya Kiamat

Pada kappa kedua-puluh ( ke-20 ), kappa terakhir, merupakan fase naik dan jangka kehidupan manusia mencapai delapan puluh ribu ( 80.000 ) tahun. Setelah itulah, kiamat mulai datang dalam bentuk penghancuran bumi melalui salah satu dari tiga unsur alam-semesta : api, air, dan angin. Ini adalah akhir dari sebuah siklus “Mahakappa”.

Siklus mahakappa pertama diakhiri dengan kiamat dari unsur api, dimana tujuh matahari muncul [ melintasi orbit tata surya kita ] dan mengeringkan samudera.

Siklus mahakappa kedua ( ke-2 ) hingga ketujuh juga diakhiri dengan cara kiamat yang serupa. Siklus mahakappa kedelapan ( ke-8 ) diakhiri dengan kiamat dari unsur air.

Pola kiamat api dan satu kiamat air berulang selama tujuh ( 7 ) kali, totalnya lima-puluh-enam ( 56 ) Mahakappa.

Selanjutnya dilanjutkan dengan tujuh kali kiamat api dan satu kiamat angin, sehingga total menjadi enam-puluh-empat ( 64 ) Mahakappa.

Periode enam-puluh-empat ( 64 ) Mahakappa merupakan satu siklus besar dari satu sistem dunia. Kiamat api menghancurkan mulai dari neraka hingga surga kesembilan ( ke-9 ), yaitu surga tempat Maha-Brahma hidup. Kiamat air menghancurkan mulai dari neraka hingga surga kedua-belas ( ke-12 ), yaitu alam makhluk cahaya ( Abhassara ), dan kiamat angin menghancurkan dari alam neraka hingga surga kelima-belas ( ke-15 ), yaitu alam Subhakinha ( Jhana III ).

Penggambaran kiamat dari siklus Mahakappa pertama hingga ketujuh, yaitu kiamat dengan unsur api digambarkan dalam Anguttara Nikaya, Sattakanipata adalah sebagai berikut :

“ Bhikkhu, akan tiba suatu masa setelah bertahun-tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, atau ratusan ribu tahun, tidak ada hujan.

Ketika tidak ada hujan, maka semua bibit tanaman seperti bibit sayuran, pohon penghasil obat-obatan, pohon-pohon palem dan pohon-pohon besar di hutan menjadi layu, kering dan mati… .

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari kedua muncul. Ketika matahari kedua muncul, maka semua sungai kecil dan danau kecil surut, kering dan tiada… .

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu wakti di akhir yang lama, matahari ketiga muncul. Ketika matahari ketiga muncul, maka semua sungai besar, yaitu sungai Gangga, Yamuna, Acirawati, Sarabhu dan Mahi, surut, kering dan tiada… .

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu wakti di akhir masa yang lama, matahari keempat muncul. Ketika matahari keempat muncul, maka semua danau besar tempat bermuaranya sungai-sungai besar, yaitu danau Anotatta, Sihapapata, Rathakara, Kannamunda, Kunala, Chaddanta, dan Mandakini surut, kering dan tiada… .

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lamai, matahari kelima muncul. Ketika matahari kelima muncul, maka air maha samudera surut 100 Yojana, lalu surut 200 Yojana, 300 Yojana, 400 Yojana, 500 Yojana, 600 Yojana dan surut 700 Yojana. Air maha samudera tersisa sedalam tujuh pohon palem, enam , lima, empat, tiga, dua pohon palem, dan hanya sedalam sebatang pohon palem. Selanjutnya, air maha samudera tersisa sedalam tinggi tujuh orang, enam, lima, empat, tiga, dua, dan hanya sedalam seorang saja, lalu dalam airnya setinggi pinggang, setinggi lutut, hingga airnya surut sampai sedalam tiga mata kaki.

Para Bhikkhu, bagaikan di musim rontok, ketika terjadi hujan dengan tetes air hujan yang besar, mengakibatkan ada lumpur di bekas tapak-tapak sapi, demikianlah dimana-mana air yang tersisa dari maha-samudera hanya bagaikan lumpur yang ada di bekas tapak-tapak kaki sapi.

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir masa yang lama, matahari keenam muncul, Ketika matahari keenam muncul, maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-gunung, mengeluarkan , memuntahkan, dan menyemburkan asap. Para Bhikkhu, bagaikan tungku pembakaran periuk yang mengeluarkan, memuntahkan dan menyemburkan asap, begitulah yang terjadi dengan bumi ini.

Demikianlah para Bhikkhu, semua bentuk ( sankhara ) apa pun adalah tidak kekal, tidak abadi, atau tidak tetap. Janganlah kamu merasa puas dengan semua bentuk itu, itu menjijikkan, bebaskanlah diri kamu dari semua hal.

Para Bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir yang lama, matahari ketujuh muncul. Ketika matahari ketujuh muncul, maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-gunung terbakar, menyala berkobar-kobar, dan menjadi seperti bola api yang berpijar. Cahaya nyala kebakaran sampai terlihat di alam Brahma, demikian pula dengan debu asap dari bumi dengan gunung Sineru tertiup angin sampai ke alam Brahma.

Bagian-bagian dari puncak gunung Sineru setinggi 1, 2, 3, 4, 5 ratus Yojana terbakar menyala ditaklukkan oleh amukan nyala berkobar-kobar, hancur lebur. Disebabkan oleh nyala yang berkobar-kobar bumi dengan gunung Sineru hangus total tanpa ada bara maupun abu yang tersisa. Bagaikan mentega atau minyak yang terbakar hangus tanpa sisa.

Demikian pula bumi dengan gunung Sineru hangus terbakar hingga bara maupun debu tak tersisa sama sekali. “

MUNGKINKAH TERDAPAT TUJUH MATAHARI YANG AKAN MEMBAKAR BUMI?

Penjelasan Kiamat menurut Sang Buddha tersebut diatas tentunya akan mengerutkan alis mata anda, khususnya yang belum mengenal Buddha-Dhamma. Anda yang tidak mengenal Buddha-Dhamma akan bertanya-tanya, “ Mana mungkin ada matahari lebih dari satu ? Mana mungkin terdapat tata-surya lebih dari satu ? Mana mungkin ada galaksi selain galaksi ini ? Mana mungkin ada “Alam-Kembar” seperti alam yang kita huni ini ? “

Sekedar mengingatkan kembali, Sang Buddha menyebutkan adanya tiga sistem dunia :
1. Sahassi Culanika Lokadhatu , yaitu Seribu ( 1.000 ) tata-surya kecil. Didalam Sahassi Culanika Lokadhatu terdapat seribut ( 1.000 ) matahari, seribu ( 1.000 ) bulan, seribu ( 1.000 ) Sineru, seribu ( 1.000 ) Jambudipa, dll.
2. Dvisahassi Majjhimanika lokadhatu, yaitu seribu kali Sahassi Culanika Lokadhatu. Dalam Dvisahassi Majjhimanika Lokadhatu terdapat 1.000 x 1.000 tata surya kecil = 1.000.000 tata surya kecil. Terdapat 1.000 x 1.000 matahari = 1.000.000 matahari, terdapat pula 1.000 x 1.000 bulan = 1.000.000 bulan, dan seterusnya.
3. Tisahassi Mahasahassi Lokadhatu terdapat 1.000.000 X 1.000 = 1.000.000.000 tata surya. Terdapat 1.000.000 x 1.000 matahari = 1.000.000.000 matahari, dan seterusnya.

Sesungguhnya, maksud dari Sabda Sang Buddha tersebut, jumlah tata-surya melampaui dari sekedar satu-milyar ( 1.000.000.000 ) tata-surya saja. Namun karena Sang Buddha mengajarkannya dengan menggunakan bahasa manusia ( saat Beliau hidup kala itu ), maka menggunakan kisaran angka ribuan, jutaan, milyaran. Ingat , seperti Sang Buddha sendiri pernah mengisyaratkan, bahwa bahasa manusia tidak mampu melukiskan sesuatu yang Transenden , “bagaikan jari menunjuk bulan, bukan bulan itu sendiri”.

Dalam kenyataannya, Sabda Sang Buddha mengenai Alam-Semesta, Awal Mula Terjadinya, hingga kelak “Kiamat”, mendapat dukungan dan mengundang decak-kagum fisikawan tersohor didunia, yaitu Dr.Albert Einstein, hingga dia mengeluarkan pernyataan ( seperti yang tertulis di awal artikel ini ) , bahwa “… Jika ada agama yang sejalan dengan kebutuhan Ilmu Pengetahuan Modern, maka itu adalah Ajaran BUDDHA.”

Dalam salah satu penggalan surat yang dilayangkan ke salah seorang rekannya di tahun 1944, Albert Einstein, sang penggagas Teori Relativitas berkata, “Apa yang kulihat di alam ini adalah sebuah struktur yang maha besar, namun yang dapat kita pahami baru sebagian kecil saja. Begitu pun sudah cukup membuat pusing.”

Mengenai jumlah galaksi yang lebih dari satu, juga telah dibenarkan oleh para ilmuwan. Setidaknya ada dua-ratus milyar galaksi yang sudah dikenali oleh para ilmuwan, diantaranya ( selain Bima-Sakti ), adalah : Galaksi Major Dwarf, Virgo Stellar Stream, Sagitarius Elips Kerdil, Awan Magellanik Besar, dan lain-lainnya.

Beth Willman, dari Center for Cosmology and Particle Physics, Universitas New York, baru-baru ini juga menemukan “Galaksi-Kerdil” didekat Bima-Sakti, yang ia sebut “Globular-Cluster”. Willman berkata, “Yang kami dapatkan kemudian adalah objek yang 200 kali lebih tidak bercahaya bila dibandingkan dengan galaksi-galaksi lain yang terlihat sebelumnya. “

Berbagai penemuan baru juga terus bermunculan dalam penyelidikan planet di luar Tata Surya, atau yang lebih dikenal sebagai eksoplanet. Salah satu planet ini – Gliese 581 – disebut sebagai Bumi Super (ukuran besar), disebut Bumi karena berbagai parameternya memperlihatkan planet ini layak huni, dan disebut Super karena ukurannya lebih besar melampaui bumi tempat kita hidup ini.

Matahari Lebih dari Satu

Dalam tulisannya di Kompas (8 Desember 2006) alumnus astronomi Taufiq menyinggung tata surya dengan matahari lebih dari satu. Salah satu contohnya adalah tata-surya dengan tiga matahari seperti yang ada pada matahari “HD188753” yang berada di Rasi Angsa (Cygnus). Pada sistem yang berjarak 149 tahun cahaya (1 tahun cahaya = 9.500 miliar km), matahari utama dikitari oleh dua matahari lain berukuran lebih kecil. Di luar itu masih ada sebuah planet gas berukuran lebih besar dari Yupiter mengorbit lebih dekat ke bintang induk dengan periode orbit 3,5 hari.

Pada sistem yang lain, ada pula planet yang ditemukan pada matahari ganda. Misalnya saja matahari ganda Gamma Cephei. Matahari utamanya yang bermassa 1,6 massa Matahari punya sebuah planet dengan massa 1,76 kali Yupiter yang mengorbit sejauh jarak Matahari-Mars (1,5 AU (Astronomical Unit) 1 AU = 150 juta km), dan punya matahari partner yang berukuran lebih kecil pada jarak sejauh Matahari-Uranus (19,2 AU).

Belum lama ini wahana teleskop antariksa Spitzer menemukan sistem yang memiliki “Empat Matahari Induk”. Spitzer dengan peralatan inframerahnya telah diarahkan untuk meneliti piringan debu yang mengelilingi sistem empat bintang HD 98800.

HD 98800 diperkirakan berumur 10 juta tahun, dan berada di Rasi TW Hydrae yang berjarak 150 tahun cahaya. Sebelum diteliti oleh Spitzer, astronom telah memiliki sejumlah informasi mengenai matahari ini dari pengamatan teleskop darat. Mereka sudah mengetahui, bahwa sistem ini punya empat matahari, dan keempat matahari yang ada berpasang-pasangan dalam sistem dua bintang (double, atau binary).

Matahari-matahari dalam sistem matahari ganda mengorbit satu terhadap yang lain, demikian pula dua pasang matahari ganda tersebut juga saling mengitari satu terhadap yang lain sebagaimana pasangan-pasangan penari balet. Salah satu pasangan matahari – yang disebut HD 98800B – memiliki piringan debu di sekelilingnnya, sementara pasangan satunya tidak.

Seperti dilaporkan oleh NASA, keempat matahari saling terikat oleh gravitasi dan jarak antara kedua pasang bintang tersebut adalah sekitar 50 AU, atau sedikit lebih jauh dibandingkan jarak Matahari –  Pluto yang sekitar 40 AU.

Dan temuan para ilmuwan tersebut diatas, baik mengenai matahari yang lebih dari satu, mengenai galaksi yang telah dikenali hingga 200 milyar banyaknya, serta “Parallel Universe” ( Alam-Kembar, yakni teori adanya alam-semesta lain selain tempat kita tinggal, akan kita bahas dalam topik selanjutnya ), merupakan suatu bentuk pengakuan terhadap ajaran Sang Buddha, yang menyatakan bahwa “Alam-Semesta” ini tidak hanya terdiri dari satu tata-surya saja, tidak hanya terdiri dari satu galaksi saja, bahkan jumlahnya sesungguhnya hingga milyaran tata-surya. Dan dengan demikian, pernyataan Sang Buddha mengenai terjadinya kiamat setelah berkumpulnya tujuh matahari menyinari bumi secara bersama-sama, sangatlah masuk akal, karena ternyata alam-semesta ini sungguh sangat luas tak terkira, dan terdiri dari ratusan milyar galaksi, serta juga milyaran matahari.

KESIMPULAN

Jadi, merujuk pada Sabda Sang Buddha, Sang Lokavidu – Pengenal Segenap Alam Semesta – , maka, kiamat dialam Bumi kita ini belum akan terjadi dalam waktu dekat ini, tidak dalam hitungan 1, 2, 3, 4, 5, 10, 100, 1.000, 10.000, 100.000 , 1.000.000, 10.000.000 tahun ini, karena :

1. Kita sekarang berada pada masa Kappa ke-9 ( sembilan ), fase turun dari masa / fase “Kediaman” / “Statis”, yaitu menuju turunnya jarak hidup / usia manusia, dimana nantinya manusia hanya akan berusia maksimal sepuluh ( 10 ) tahun. Untuk menyelesaikan masa/fase Kediaman / Statis, masih dibutuhkan 11 kappa lagi, baru kemudian bumi ini masuk pada fase “Kerusakan” / Kiamat. Padahal, Kiamat baru akan terjadi pada masa Kappa ke-20 ( dua-puluh ) kappa terakhir dari fase “Kerusakan” / “Kiamat”, yang merupakan fase naik dan jangka kehidupan manusia akan mencapai delapan puluh ribu ( 80.000 ) tahun. Sehingga, dari saat sekarang, masih dibutuhkan 11 + 20 Kappa = 31 Kappa lagi untuk mencapai masa “Kehancuran” / “kiamat”. Setelah kappa ke-20 dari fase Kehancuran itulah, kiamat baru mulai datang dalam bentuk penghancuran bumi melalui salah satu dari tiga unsur alam-semesta : api, air, dan angin. ( akhir dari sebuah siklus “Mahakappa” ). Dan kita ingat, 1 Kappa itu dilalui dalam waktu yang sangat panjang, lebih dari milyaran tahun. Sehingga, dari kappa ke-9 fase turun ini, untuk menuju kappa ke-20 fase naik dari fase “Kehancuran”, masih dibutuhkan waktu sangat panjang, melebihi trilyunan tahun lagi.
2. Kelima tanda akhir zaman belum muncul. Yang ada sekarang adalah bencana alam yang sangat wajar ( wajar, karena, bumi tidak akan pernah berlalu tanpa adanya bencana alam ) bila dibandingkan dengan apa yang dimaksudkan dengan tanda-tanda akhir zaman tersebut. Juga peperangan yang disebabkan egoisme SARA semata.
3. Kita belum mengalami dimana “ratusan ribu tahun” tidak ada hujan. Kita masih bisa menikmati musim dengan baik ( meskipun terjadi sedikit pergeseran musim, yang lebih disebabkan karena karma-karma buruk kita sendiri ( baca artikel Bencana Alam dalam Perspektif Buddha-Dhamma di weblog ini ) ).
4. Kita belum mengalami masa dimana matahari kedua munul dan menyinari bumi ini secara kontinyu. Kemudian belum mengalami kemunculan matahari ketiga, keempat, kelima, keenam, dan ketujuh muncul secara bersamaan. Dan kemunculan matahari-matahari tersebut, sangatlah membutuhkan waktu yang lama sekali, masih jutaan tahun lagi, bahkan lebih ( ingat sekali lagi, bahasa manusia yang delusiv dan relatif tak bisa dengan tepat menggambarkan sesuatu yang “Transenden” ).
5. Dan karena matahari-matahari itu belum muncul, air masih bisa kita nikmati, sungai kita masih tetap ada, lautan tetap ada, belum ada gunung yang mulai hancur , dan lain-lain tanda seperti yang disabdakan oleh Sang Buddha.

Demikian, sehingga kiamat bagi planet Bumi dan tata-surya kita ini sesungguhnya masih teramat sangat jauh. Usia bumi kita sekarang ini menurut beberapa ilmuwan baru lima ( 5 ) milyar tahun ( ini yang masih bisa diteliti, sesungguhnya, usia bumi sudah jauh lebih tua dari sekedar 5 milyar tahun ) , dan itu termasuk usia yang sangat muda bagi sebuah tata-surya di alam semesta.

Friday, August 12, 2016

Amituofo

Makna ato arti kata.....
Amituofo......_()_

“Amituofo” diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin, maka “A” berarti “tanpa”, “mituo” artinya “cahaya”, “fo” artinya “pencerahan”, yang memiliki makna “pencerahan tanpa batas”.

Pencerahan tanpa batas berarti tidak ada yang tidak diketahui, tidak ada yang tidak tercerahkan, makna yang terkandung di dalamnya sungguh luas dan mendalam. Bila kita menyimpulkannya, maka makna dari Amituofo adalah 48 tekad agung yang tertera dalam Sutra Usia Tanpa Batas, ini adalah intisari dari pencerahan tanpa batas ; jika kita menjabarkannya, maka ini adalah “Sutra Usia Tanpa Batas”. Maka itu kita dapat mengatakan bahwa 48 tekad agung adalah penjelasan dari sepatah Amituofo, dan Sutra Usia Tanpa Batas adalah penjelasan dari 48 tekad agung.

Tetapi Sutra Usia Tanpa Batas hanyalah penjelasan singkat, penjelasan yang lebih terperinci ada pada Avatamsaka Sutra, maka itu dikatakan bahwa Avatamsaka Sutra adalah penjelasan dari Sutra Usia Tanpa Batas. Adakah penjelasan yang lebih mendetail lagi? Ada, yakni seluruh Dharma yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni selama 49 tahun, inilah penjelasan dari Avatamsaka Sutra. Praktisi sekalian, jika anda dapat memahami dari keseluruhan makna ini, maka dapat kita simpulkan bahwa sepatah Amituofo adalah intisari dari keseluruhan Buddha Dharma.

Malam sobku semua....
Semoga bahagia...
Always happy....
Amitofo......👍

Wednesday, May 18, 2016

Agama apa yang paling baik ....???

Agama apa yg paling baik*...???

Seorang ahli dari kelompok *The Theology Of Freedom* dari Brazil bernama *Leonardo Boff* bertanya kepada *Dalai Lama* pemimpin umat *Buddha* dari Tibet :

"Yang Mulia, apakah agama terbaik?"

Leonardo Boff menduga bahwa Dalai Lama akan menjawab :
Agama Buddha dari Tibet atau agama Oriental yg lebih tua dari agama Kristen.

Ternyata sambil tersenyum, Dalai Lama menjawab :

"Agama terbaik adalah agama yg lebih mendekatkanmu  pada *TUHAN*, yaitu agama yg membuatmu menjadi orang yg *lebih baik*".

Sambil menutupi rasa malu karena punya dugaan kurang baik tentang Dalai Lama,
Leonardo Boff bertanya lagi :

"Apakah tanda agama yg membuat kita menjadi lebih baik?"

Jawaban Dalai Lama :

"Agama apapun yg bisa membuatmu

_*Lebih welas asih*_
_*Lebih berpikiran sehat*_
_*Lebih objektif & adil*_
_*Lebih menyayangi*_
_*Lebih manusiawi*_
_*Lebih mempunyai rasa tanggung jawab*_
_*Lebih ber-etika*_

Agama yg memiliki kualitas seperti itu adalah agama terbaik".

Leonardo Boff terdiam dan ter-kagum² atas jawaban Dalai Lama yg bijaksana & tidak terbantahkan lagi.

Selanjutnya, Dalai Lama berkata :

"Tidak penting bagiku *apa agamamu* kawan ... tidak peduli *kamu beragama atau tidak*
Yg betul² penting bagiku adalah *perilakumu* di depan kawan² mu, di depan keluarga, lingkungan kerja & dunia."

Dalai Lama berkata lagi :

" _*Jagalah pikiranmu, karena akan menjadi perkataanmu*_".

" _*Jagalah perkataanmu, karena akan menjadi perbuatanmu*_".

" _*Jagalah perbuatanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu*_".

" _*Jagalah kebiasaanmu, karena akan membentuk karaktermu*_".

" _*Jagalah karaktermu, karena akan membentuk nasibmu*_".

Jadi sebenarnya, *nasib mu berawal dari pikiran mu*.
早上好 ... 💐🙏😀👍

Tuesday, April 12, 2016

Bisa Tidak Karma di Wariskan Ke Orang Lain ?

Bisa Tidak Karma di Wariskan Ke Orang Lain ?

Tanya JawabSabbe Satta Bhavantu Sukhitatta - Terima kasih sudah berkunjung

Tanya : Bhante ada suatu kejadian ketika orang tua melakukan perbuatan jahat kepada orang lain, mestinya dia akan mendapatkan hukum karma, tapi bukan ke orang tua itu yang mendapatkan karma nya melainkan hukum karma itu menimpa anak nya.Apakah hukum karma seperti itu bhante ??

Jawab : Hukum karma tidak bisa di wariskan kepada siapapun juga. Siapa yang berbuat dia yang menanggung nya sendiri, kalau ada kejadian seperti kasus diatas hal itu hanya secara kebetulan karma si anak sedang berbuah dan karma si orang tua belum tiba waktunya.Karena hubungan keluarga anak dan orang tua dimasa lalu pernah bersama. Maka karma dari orang tua dengan anak seakan diwariskan, padahal tidak demikian.

Tanya : Bhante karma tidak bisa di wariskan tapi karma turunan itu ada atau tidak ?

Jawab : Namo Buddhaya sebenarnya kita bisa menjadi anak dari orang tua kita karena adanya ikatan karma antara ikatan anak dan orang tua. Dan karma buruk yang menimpa anaknya bukanlah hasil perbuatan orang tua nya, tetapi karma buruk yang dilakukan anak itu muncul bersama diwaktu yang sama sehingga kita menganggap nya hasil dari orang tua. Jadi pada intinya tidak ada karma turunan dll nya.

Wednesday, February 17, 2016

Pelajaran Yang Diperoleh Dari Hukum Kamma

PELAJARAN YANG DIPEROLEH DARI HUKUM KAMMA

Dengan mengetahui dan memahami Hukum Kamma, maka kita dapat mengambil pelajaran yang indah dan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari. Pelajaran tersebut antara lain:

Kesabaran:
jika kita hidup selaras dengan hukum kamma, memahami bahwa Hukum Kamma merupakan pelindung bagi kita, maka tidak ada sesuatu yang dapat merugikan ataupun mencelakakan kita. Dengan memahami bahwa setiap perbuatan yang dilandasi oleh kehendak/niat, pasti akan menimbulkan akibat/hasil dalam waktu yang tepat, cepat maupun lambat, maka kita dapat belajar untuk bersabar, tidak mudah marah dan kita akan menyadari bahwa tidak ada gunanya untuk berlaku kurang sabar, terburu nafsu atau gelisah.

Didalam penderitaan, kita akan bersabar dengan memahami bahwa kita sedang menuai hasil dari perbuatan buruk/jahat kita dan memahami bahwa penderitaan tersebut pasti akan berlalu. Dengan kesabaran, kita akan menjadi bijaksana, mendapatkan ketenangan, kebahagiaan, dan keamanan.

Keyakinan:
Hukum kamma merupakan hukum yang sangat adil. Dengan mengetahui keadilannya maka kita akan merasa yakin bahwa apa yang kita perbuat akan menghasilkan sesuai dengan sifat perbuatan kita, perbuatan baik ataupun buruk yang kita lakukan pastilah memberikan dampak, dan perbuatan yang tidak pernah kita perbuat, tidak akan menimbulkan akibat pada diri kita.

Di alam semesta ini tidak ada sesuatupun yang perlu ditakuti, kecuali perbuatan kita sendiri yang tidak baik. Dengan memahami hakekat Hukum kamma, dengan sendirinya akan memperkokoh tonggak-tonggak keyakinan akan kemampuan diri sendiri. Keyakinan ini dapat menguatkan langkah kita untuk lebih melangkah lebih dalam melakukan perbuatan yang akhirnya akan membahagiakan kita.

Kepercayaan pada Diri Dendiri:
Menyadari bahwa kita mewarisi kamma kita sendiri, lahir dari kamma kita sendiri, berhubungan dengan karma kita sendiri, dilindungi oleh kamma kita sendiri, maka dengan demikian kitalah penentu ke arah mana hidup dan kehidupan kita ini akan kita bawa. Dengan demikian kita tidak perlu lagi menggantungkan seluruh kehidupan kita kepada makhluk lain karena tidak ada makhluk lain yang dapat mengendalikan dan menentukan kehidupan kita.  Dan akhirnya kepercayaan terhadap kemampuan diri muncul dan bertambah.

Kemampuan:
Dengan memahami Hukum Kamma, maka kita akan memperoleh kemampuan tidak hanya untuk menentukan jalan kehidupan kita sendiri dikemudian hari, tetapi juga untuk menolong makhluk-makhluk lain. Pelaksanaan kamma baik yang kemudian berkembang akan menghilangkan rintangan-rintangan dan kejahatan-kejahatan untuk kemudian menghancurkan belenggu-belenggu yang menghalangi kita untuk dapat menyelami Kebenaran Mutlak, Nibbana.

Pengendalian Diri:
Dengan memahami bahwa perbuatan buruk/jahat akan menimbulkan akibat yang buruk berupa malapetaka pada diri kita, maka kita akan berusaha berhati-hati serta mengendalikan diri di dalam melakukan perbuatan yang dilakukan oleh pikiran, ucapan, maupun jasmani.

Wednesday, January 27, 2016

* Mengapa Ajaran Buddha Berbeda Dengan Ajaran Lainnya *

Namo Buddhaya _()_

* Mengapa Ajaran Buddha Berbeda Dengan Ajaran Lainnya *

Dalam ajaran Buddha, dunia adalah ciptaan kesadaran atau pikiran kita.
Pikiran yang murni menciptakan dunia yang bahagia, pikiran yang jahat menciptakan dunia yang menyedihkan. Jadi menyucikan pikiran adalah yang paling penting untuk kelahiran kembali di alam yang bahagia, bukan membaca paritta atau berdoa atau bersumpah.

Tentu saja, cukup alami bagi kebanyakan orang untuk berdoa ketika mereka sedang menderita, dan kadang-kadang ketika kita berdoa, doa kita terjawab, alasan utama karena kita memiliki kamma pendukung.
Sebagai contohnya, seseorang mungkin sangat kaya, dan dia tiba-tiba mendapatkan kanker. Dia kemudian pergi berkeliling dunia untuk mendapatkan dokter ahli spesialis yang terbaik. Tetapi apabila kamma nya tidak sedang mendukung dia, bahkan dokter-dokter terbaik dari Amerika dan Eropa tidak mampu mengobatinya.

Jadi jalan yang tepat untuk terkabulnya permintaan kita, dan memiliki hidup yang bahagia adalah dengan melaksanakan kamma bajik, menghindari kamma tak bajik, dan tanpa perlu bergantungan pada doa dan sumpah, seluruh akibat dari kamma yang bajik akan matang dan membawa kita kebahagiaan.

Ada Sutta lainnya yang juga penting (S.N. 42.6) dimana kepala dari suatu desa datang untuk berbicara pada Buddha. Kepala desa tersebut berkata pada Buddha bahwa di sana di sebelah Barat terdapat kumpulan Brahmana yang memiliki tradisi yang aneh. Di samping tradisi memikul air, mandi di air untuk memurnikan diri mereka dan memuja api, ketika sanak keluarga mereka meninggal dunia, mereka segera membawa jasad tubuh keluar dari rumah, dan merentangkan jasad tersebut tinggi-tinggi di udara.

Jasad tersebut dihadapkan ke langit, dan mereka meneriaki nama dari orang yang meninggal tersebut, dan menunjukkan dia jalan ke surga.
Mereka percaya karena jasad tersebut menghadap langit, yang meninggal dapat melihat langit, dan ketika mereka meneriaki rohnya, secara otomatis, rohnya akan naik ke surga.

Lalu kepala desa berkata mungkin Buddha (yang memiliki kekuatan supranormal) dapat membawa setiap orang yang telah meninggal dunia untuk terlahir kembali di alam surga. Ini adalah pertanyaan yang menarik karena bahkan sampai pada era yang modern ini, orang-orang tertentu masih mempercayai Buddha dapat membantu kita untuk terlahir kembali di alam surga.

Jadi Buddha membalas dengan memberikan satu pertanyaan terlebih dahulu pada kepala desa tersebut. Beliau berkata andaikan seorang pria datang menuju ke tepi danau yang sangat dalam, dan memegang sebuah batu besar yang berat di kedua tangannya, dan kemudian melemparkannya ke tengah danau. Sekarang, dikarenakan batunya mulai tenggelam ke dalam air, semua orang ramai berdatangan dan berteriak pada batu tersebut, dan memuji batu itu, dan meminta batu tersebut untuk mengapung di permukaan menuju tepian.

Selanjutnya Buddha bertanya pada kepala desa tersebut apakah batunya dapat mengapung. Kepala desa tersebut menjawab bahwa itu tidak mungkin karena batunya berat, secara alamiah akan tenggelam ke dalam air. Jadi Buddha berkata, dengan cara yang sama, andaikan seseorang telah melakukan banyak kejahatan, dia telah membunuh, mencuri, berasusila, berbohong, dan sebagainya.

Ketika dia meninggal dunia (dan kamma buruknya menarik dia ke bawah),
orang ramai berdatangan dan meneriaki dia untuk pergi ke surga; mungkinkah ia dapat pergi ke sana? Kepala desa tersebut menjawab itu tidak mungkin karena ia telah banyak melakukan kejahatan; sama kasusnya dengan batu tersebut, dia akan tenggelam menuju kelahiran kembali yang buruk.

Kemudian Buddha berkata andaikan seseorang lainnya datang ke tepian danau yang dalam. Dia mengambil secangkir minyak dan melemparkan secangkir minyak itu ke tengah danau. Cangkirnya akan tenggelam tetapi minyaknya, karena ringan, akan mengapung di permukaan.
Dikarenakan minyaknya mengapung di permukaan, orang berdatangan dan meneriaki minyaknya untuk tenggelam ke dalam air. Mungkinkah minyak tersebut tenggelam?

Kepala desa menjawab itu tidak mungkin karena minyaknya ringan, dan secara alami akan mengapung. Buddha kemudian berkata, dengan cara yang sama, andaikan seseorang telah melakukan banyak kebajikan, tidak pernah melukai makhluk hidup, dan ketika saatnya tiba dia meninggal dunia. Jika banyak orang berdatangan dan berteriak, dan mengutuknya pergi ke neraka, mungkinkah ia dapat pergi ke neraka?

Kepala desa menjawab itu tidak mungkin karena dia adalah orang yang baik. Secara alamiah dia akan pergi ke surga, diangkat oleh kamma baiknya sendiri.
Dengan menjawab pertanyaan ini, kepala desa memahami apa yang dimaksudkan Buddha, yakni Buddha tak dapat menolong kita. Apakah kita mengapung atau tenggelam, adalah tergantung pada kamma kita.

Itulah sebabnya mengapa ajaran Buddha berbeda dengan ajaran lainnya, dengan kata lain Buddha tidak berkata bahwa dengan menjadi seorang Buddhis, anda dijaminkan suatu tempat di surga. TIdak ada pilih kasih.
Apakah anda pergi ke surga atau tempat manapun, tergantung pada kamma anda sendiri. Kita tidak dapat menyuap surga untuk membukakan pintu bagi kita, INI ADIL.

Tidak ada seorangpun yang dapat merubah cara kerja hukum Kesunyataan dari kamma. Semua makhluk berhubungan dengan hukum kamma vipaka. Buddha menjelaskan Kebenaran dari keberadaan hukum kesunyataan kepada kita, tetapi hukum itu berlaku sepanjang masa, terlepas dari apakah kita memahami hukum itu atau tidak.

Friday, January 22, 2016

Jodoh dan Pernikahan adalah Takdir Tuhan

Jodoh dan Pernikahan adalah takdir Tuhan

Dahulu kala ada seorang pemuda, yang telah berjanji untuk menikah dengan calon istrinya pada suatu hari, bulan dan tahun. Setelah tiba pada hari yang telah dijanjikan tersebut, calon istrinya malah telah menikah dengan orang lain. Pemuda itu merasa terpukul berat, lalu jatuh sakit tak kunjung sembuh. Keluarganya berusaha semampunya dengan menggunakan berbagai cara pengobatan, namun tak bisa berbuat banyak, bahkan napasnya tersengal-sengal.
Pada saat yang demikian, lewatlah seorang biksu dalam perjalanannya, dan setelah mengetahui keadaan pemuda itu yang sebenarnya, lalu biksu tersebut memutuskan untuk mencerahkannya sejenak. Si biksu lalu masuk ke kamar pemuda tersebut, dan mengeluarkan sebuah cermin dari dadanya kemudian menyuruhnya untuk melihat cermin tersebut.
Si pemuda itu melihat lautan yang luas dan melihat seorang wanita yang mengalami kebutaan sedang tergeletak di atas pantai dan bergeming sedikit pun juga. Seseorang lewat, memandang sekilas menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian pergi, lalu datang lagi seseorang kemudian melepaskan pakaiannya dan menyelimuti mayat wanita itu lalu pergi, dan datang lagi seseorang menuju ke sana kemudian menggali sebuah lubang, lalu dengan hati-hati menguburkan mayat wanita tersebut di tanah.
Si pemuda yang sedang sakit itu tidak mengerti makna dari semua yang dipandangnya. Biksu lalu menjelaskan dan berkata : " Wanita yang berada di pantai itu adalah calon istrimu pada kehidupan sekarang. Kau adalah orang kedua yang melewati jalan itu dan yang pernah menutupi dengan sepotong pakaian. Dia bercinta kasih dengan kau pada kehidupannya sekarang, hanya karena untuk membalas sebuah budi baikmu. Namun, pada akhirnya orang yang harus dibalas budinya seumur hidup adalah orang terakhir yang menguburnya dan orang terakhir itu adalah suaminya yang sekarang." Pemuda itu tiba-tiba sadar dengan apa yang telah terjadi! Dan penyakitnya juga segera sembuh!
Begitulah yang namanya jodoh ( Pertalian yang ditakdirkan) tidak bisa dipaksakan, jika memang milik Anda, maka cepat atau lambat pasti akan menjadi milik Anda. Dan jika memang bukan milikmu, tetap tidak akan bisa Anda miliki biar bagaimanapun cara Anda untuk mengusahakannya. Jodoh yang terpenting di dalam dunia fana tentu saja adalah jodoh suami-isteri yang “ Sekali menggandeng tangan si dia, selalu bersamanya sampai hari tua ”...
Banyak orang kemungkinan pada mengira perjumpaannya dengan sang kekasih murni termasuk kebetulan. Sedangkan di dalam Dunia Reinkarnasi, Dunia Fana hanyalah sebuah Panggung Raksasa, detail sandiwaranya sudah diatur sedemikian cermatnya, segala perjumpaan yang nampaknya terlihat serba kebetulan semuanya adalah rekayasa yang cerdik dari naskah sandiwara.
Setiap orang pada mendambakan kebahagiaan dalam percintaan juga menginginkan Pernikahan yang Indah dan Sempurna. Sedangkan di dalam Dunia Reinkarnasi, segalanya sudah diatur dalam pengaturan Sebab Akibat, yang maksudnya kalau dia adalah milik Anda tidak bakal bisa ditolak, bukan milik Anda juga tak bisa diminta..Dalam Bahasa Hokkian : Co Ang bo Ui Liau Sio Kiam Ceh yang artinya Orang yang berjodoh menjadi suami istri karna ada hutang budi mau pun hutang dendam..
Tak peduli bagi yang mengharap dapat menemukan cintanya maupun bagi yang berharap menjumpai orang yang sungguh-sungguh mencintai dirinya, di dalam dunia yang bereinkarnasi, cinta hanyalah metode membalas budi-kebaikan / En「恩」 pada kehidupan masa kini untuk kehidupan masa lampau.
Orang barat menyatakannya dengan cinta / Ai 「愛」, sedangkan orang Tionghoa menyatakannya dengan En Ai 「恩愛 = cinta untuk membalas budi-kebaikan masa lalu」. Satu aksara En 「恩」sudah mengutarakan inti pokok dari cinta / Ai 「愛」, juga memberi muatan makna kepada aksara di belakangnya. En 「恩」di depan, Ai 「愛」di belakang, ada En dari kehidupan masa lampau, akan tersimpul jodoh pada kehidupan masa sekarang, barulah terbentuk pernikahan yang bahagia sempurna.
Namun demikian jodoh / Yuan 「緣」 juga tidak semuanya berbahagia, seperti halnya ada budi tentu ada dendam, maka itu terdapat jodoh yang bajik dan jodoh yang buruk. Banyak pernikahan yang malang, dipandang secara lebih luas yakni kehidupan yang malang, dipandang dari dunia reinkarnasi, semuanya adalah ditentukan oleh sebab jodoh / Yin dan Yuan 因緣.
Mengurai Dengan Baik Budi Dan Dendam :
Teori takdir pertemuan kadangkala bisa menimbulkan perdebatan tentang fatalisme. Sesungguhnya, meski pada dewasa ini dimana orang hanya mempercayai perjuangan individu, juga tidak banyak orang yang sungguh-sungguh percaya dirinya bisa lepas dari takdir.
Falsafah perjuangan mendidik orang membalas gigi dengan gigi, alhasil membuat orang terjerumus tanpa ampun lagi ke dalam takdir yang semakin berbahaya dan mematikan.
Di dalam mata bijak reinkarnasi, takdir/Su Ming 「宿命」bukannya bersikap pasrah, juga bukannya semacam ketidak-berdayaan terhadap nasib.
Orang yang mempercayai takdir, bisa bersikap sabar pada saat berhadapan dengan penderitaan, dan bersikap bersyukur dikala berhadapan dengan kemujuran.
Dengan adanya takdir di dalam reinkarnasi, hukum Tuhan baru memperoleh keadilan, sedangkan takdir pertemuan, siapa takut dengan jodoh buruk, bukankah itu peluang untuk mengurai secara bajik budi - dendam ?